Pakar tidak dapat berkomentar dengan minimnya data yang dipublikasikan. Ilmuwan berharap, laporan preprint segera diterbitkan dengan data transparan.
Ahmad mengatakan, evaluasi suatu penelitian semestinya dipaparkan serinci mungkin, terlebih jika sudah ditayangkan untuk umum.Kemudian juga tidak dirinci kembali gejala klinis yang dialami pasien seperti apa.
"Padahal kalau kita belajar dari Inggris saat meneliti obat dexamethasone, disebutkan itu hanya memberikan benefit pada pasien gejala berat dan tidak memberikan benefit pada pasien dengan gejala ringan," imbuhnya."Ketika penelitian enggak serinci itu, apa bedanya dengan temuan obat Hadi Pranoto," tegas Ahmad.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Obat Covid-19 Unair, Pakar Nilai Ada Beberapa Hal Tak Lazim, Kok Bisa?Menurut salah satu peneliti di Indonesia, data yang dimuat dalam paparan temuan obat Covid-19 tidak lazim atau ada beberapa data yang tidak lengkap.
Baca lebih lajut »
Pakar: Jangan Mudah Percaya Informasi Penemuan Obat Covid-19Masyarakat tidak perlu mudah percaya terhadap informasi penuman obat Covid-19.
Baca lebih lajut »
Pakar: Ruang Rapat Potensi Sumber Transmisi Covid-19 |Republika OnlineRisiko di ruang rapat semakin tinggi ketika berada di lokasi tertutup
Baca lebih lajut »
Beda masa kedaluwarsa dan masa pakai obat menurut pakarMasyarakat perlu memperhatikan beberapa kesalahan dalam pemberian obat salah satunya terkait batas waktu penggunaan obat yang berbeda dengan waktu kedaluwarsa ...
Baca lebih lajut »
Bolehkah Pijat saat Pandemi COVID-19? Pakar Beri JawabanPijat dibutuhkan banyak orang ketika badan pegal-pegal. Namun, amankah dilakukan di masa pandemi COVID-19 ini? Berikut jawaban pakar.
Baca lebih lajut »
Soal Uji Klinis Vaksin Corona, Pakar Ingatkan Keseimbangan Gas dan RemKeseimbangan antara optimisme dan pesimisme terus dijaga terkait vaksin virus corona yang juga sedang melewati uji klinis...
Baca lebih lajut »