Menurut salah satu peneliti di Indonesia, data yang dimuat dalam paparan temuan obat Covid-19 tidak lazim atau ada beberapa data yang tidak lengkap.
Obat-obatan yang diteliti meliputi Azithromycin, Chloroquine, Hydroxychloroquine, Clarithromycin, Doxycycline, Lopinavir Ritonavir, Favipiravir, dan kombinasinya.
Peneliti yang terlibat dalam penelitian ini salah satunya adalah Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Dr. dr. Purwati, SPpd.Sebelumnya perlu diketahui, pendapat Ahmad berdasar paparan yang ada di dalam laman resmi TNI AD tersebut. "Saya dan teman-teman semalam sempat membahas ini. Ada semacam konsepsus, teman-teman dalam tanda kutip tidak berkomentar banyak. Karena kalau kita lihat dari datanya itu memang tidak lazim," kata Ahmad kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Obat untuk Covid-19 Hasil Racikan Unair sudah Tahap Akhir Uji Klinis, Mohon DoanyaUnair berharap bila tidak ada halangan dan BPOM dalam memberikan surat izin edar maka obat kombinasi untuk pasien covid-19 itu bisa diproduksi pada September. obatcovid-19
Baca lebih lajut »
Unair telah selesaikan uji klinis tahap ketiga obat penawar Covid-19Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur telah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga obat penawar untuk penanganan pasien Covid-19.\r\n\r\n"Karena ...
Baca lebih lajut »
Unair Klaim Obat Covid-19 Sembuhkan Pasien Hingga 90%Unair Klaim Obat Covid-19 Sembuhkan Pasien Hingga 90%. Hasil uji klinis temuan obat covid-19 mampu menyembuhkan pasien hingga 90 persen.
Baca lebih lajut »
Unair Serahkan Obat Penawar Covid-19 ke Komite PCPENNasih menyebut obat kombinasi tersebut telah melalui uji klinis yang dilakukan sejak Maret sebelum diberikan kepada PCPEN. 'Jadi membutuhkan waktu 5 bulan untuk sampai hari ini,' ujar Nasih.
Baca lebih lajut »
Obat Covid-19 Temuan Unair Disebut Punya Efektivitas Hingga 98 PersenObat ini diklaim bakal menjadi obat Covid-19 pertama di dunia. Unair meminta semua pihak mendukung agar obat ini segera mendapat izin edar.
Baca lebih lajut »