Risiko di ruang rapat semakin tinggi ketika berada di lokasi tertutup
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengatakan, kegiatan dalam bentuk rapat tatap muka memiliki potensi sebagai sumber transmisi COVID-19. "Risiko penularan virus akan menjadi semakin tinggi di dalam ruangan tertutup di mana ventilasi tidak baik. Virus juga menyukai suhu udara yang lebih sejuk dari AC," ujarnya dia di Banjarmasin, Sabtu .
Demikian pula penelitian di sebuah restoran di China dengan ventilasi tertutup 10 orang tertular COVID-19 tanpa berinteraksi langsung. Transmisi virus terjadi melalui aliran udara AC. Kegiatan rapat, tambahnya, pada umumnya dilaksanakan dalam waktu yang lama, apalagi jika membahas hal yang penting. Semakin lama berinteraksi dengan seseorang semakin tinggi risiko tertular, karena keberhasilan infeksi merupakan perkalian paparan virus dan durasi waktu. Jumlah virus yang dilepaskan saat berbicara 5 menit sama dengan 1 kali bersin/batuk.
Untuk itu, disarankan Syamsul penggunaan masker tetap dipertahankan meskipun saat berbicara dengan atau tanpa menggunakan mikrofon. Kemudian pelaksanaan rapat diusahakan sesingkat mungkin.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ada Sidoarjo, Pakar Ingatkan Potensi Surabaya Jadi Zona MerahEpidemiolog Windhu Purnomo meminta Surabaya tetap waspada agar tak kembali menjadi zona merah terutama akibat faktor wilayah tetangga.
Baca lebih lajut »
Curhat di Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi: Semestinya Ruang Sidang Ini Terisi PenuhPresiden Jokowi mengawali pidato kenegaraannya dengan ungkapan keprihatinnan akibat pandemi Covid-19, di ruang sidang tahunan MPR/DPR/DPD. Pidatokenegaraan
Baca lebih lajut »
RSSA: Ruang Rawat Covid-19 Penuh tak Berlangsung Lama |Republika OnlineKondisi ruang perawatan Covid-19 di RSSA Malang sempat beberapa kali penuh
Baca lebih lajut »