Pedagang Yiwu Hadapi Tarif Impor Trump

Ekonomi Berita

Pedagang Yiwu Hadapi Tarif Impor Trump
Tarif ImporChinaAmerika Serikat
  • 📰 detikfinance
  • ⏱ Reading Time:
  • 81 sec. here
  • 8 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 53%
  • Publisher: 63%

Pedagang di Yiwu, pusat grosir terbesar di dunia untuk barang dan produk manufaktur kecil, bersiap menghadapi dampak tarif impor yang dikenakan Presiden AS Donald Trump. Beberapa pedagang telah melakukan persiapan, sementara yang lain memprediksi bahwa pelanggan AS akan menanggung biaya yang lebih tinggi.

Senin, 10 Februari 2025, pukul 21:00 WIB - Pedagang di pusat manufaktur ekspor China , Yiwu , menepis tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump. Beberapa pedagang menyatakan bahwa mereka telah melakukan persiapan yang matang. Di Pasar Perdagangan Internasional Yiwu di Yiwu , provinsi Zhejiang, China , seorang pedagang terlihat sedang membongkar barang dagangan.

Pedagang di pusat grosir terbesar di dunia ini, yang juga dikenal sebagai 'surga barang murah', berbelanja dengan penuh semangat. Beberapa pedagang menyatakan bahwa mereka telah melakukan persiapan, sementara yang lain bersikap optimis bahwa pelanggan AS akan menanggung beban biaya yang lebih tinggi. Yiwu, di provinsi Zhejiang, China timur, adalah pusat grosir terbesar di dunia untuk barang dan produk manufaktur kecil. Kota ini mengekspor secara global, termasuk ke Amerika Serikat, dan produknya sangat beragam, mulai dari pohon Natal hingga perhiasan imitasi.Cheng Haodong, ketua Beisi Group, sebuah bisnis B2B dan B2C yang menjual segala hal mulai dari pakaian hingga botol air, menyatakan bahwa perusahaannya telah melakukan 'penyesuaian strategis' untuk mengantisipasi masa jabatan kedua Trump. Produk-produk Beisi dijual melalui platform-platform seperti Temu dan Shein, platform-platform belanja murah yang menurut para analis akan sangat terpukul oleh pencabutan celah perdagangan 'de minimis' oleh Trump. Trump pada hari Selasa (4/2) mengenakan tarif pada semua impor dari China dan berencana untuk membatalkan perlakuan bebas bea untuk paket berbiaya rendah dari China sebagai bagian dari tuntutan agar China - bersama Meksiko dan Kanada - membendung aliran fentanil ilegal, penyebab utama overdosis obat di Amerika Serikat. Langkah-langkahnya telah memicu kembali kekhawatiran bahwa perang dagang besar-besaran akan terjadi antara dua ekonomi terbesar di dunia, dengan China bersiap untuk mengenakan tarif balasannya sendiri hingga 15% pada beberapa barang AS mulai hari Senin (10/2).

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

detikfinance /  🏆 18. in İD

Tarif Impor China Amerika Serikat Perang Dagang Yiwu

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Masih Remaja, Barron Trump Kantongi Kekayaan Rp 1.300 TriliunMasih Remaja, Barron Trump Kantongi Kekayaan Rp 1.300 TriliunBarron William Trump anak termuda Presiden Donald Trump dengan Melania Trump menjadi banyak diperbincangkan dunia.
Baca lebih lajut »

Trump Janjikan Era Keemasan, Dunia Bersiap Hadapi GuncanganTrump Janjikan Era Keemasan, Dunia Bersiap Hadapi GuncanganDi pemerintahan kedua ini, Donald Trump tampaknya akan mengguncang tatanan global sekali lagi.
Baca lebih lajut »

Trump Janjikan Era Keemasan, Dunia Cemas Hadapi GuncanganTrump Janjikan Era Keemasan, Dunia Cemas Hadapi GuncanganDi pemerintahan kedua ini, Donald Trump tampaknya akan mengguncang tatanan global sekali lagi.
Baca lebih lajut »

Trump Dilantik Esok, AS Hadapi Ancaman Momok Mengerikan IniTrump Dilantik Esok, AS Hadapi Ancaman Momok Mengerikan IniPara ahli juga khawatir deportasi besar-besaran dapat meninggalkan kekosongan signifikan dalam tenaga kerja di AS.
Baca lebih lajut »

Airlangga Beberkan Rencana RI Hadapi Kepemimpinan TrumpAirlangga Beberkan Rencana RI Hadapi Kepemimpinan TrumpAirlangga menegaskan Indonesia akan terus mendorong upaya penciptaan kerja sama ekonomi secara bilateral dengan AS.
Baca lebih lajut »

Jelang Pelantikan Donald Trump, AS Hadapi Batas Utang USD 36 TriliunJelang Pelantikan Donald Trump, AS Hadapi Batas Utang USD 36 TriliunPemberitahuan mengenai batas utang Amerika Serikat tiga hari sebelum Presiden Terpilih AS Donald Trump menjabat.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-12 17:54:22