Demi menutup defisit, menaikkan biaya iuran BPJS Kesehatan menjadi satu hal yang harus diambil, jika tidak maka pelayanan yang harus diturunkan.
– Rencana menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan per awal tahun 2020 menuai banyak pro dan kontra.
Namun sebagian orang yang lain menyebut cara ini menjadi satu-satunya jalan yang bisa ditempuh untuk mengurangi defisit anggaranBegitu juga yang disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio. Ia menganggap keputusan menaikan iuran BPJS Kesehatan memang harus diambil untuk sekarang ini.Baca juga:
“Yang tidak bekerja atau miskin dia pakai PBI . Yang dia bekerja, pemberi kerjanya membayar, sisanya kita 2 persen. Kalau missal dinaikkan, dia kan yang di kelas III mereka tidak naik, Rp 25.500,” sebutnya. “Pilihan kedua, tidak naik tapi pelayanannya dikurangi, misalnya penyakit tertentu saja. Ketika itu ya harus bayar,” ucap Agus.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pengamat setuju penerapan sanksi peserta BPJS Kesehatan tunggak iuranPengamat kebijakan publik Agus Pambagio setuju terkait langkah pemerintah akan menerapkan sanksi bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) yang menunggak ...
Baca lebih lajut »
Apakah Berobat Kesehatan Jiwa Ditanggung BPJS Kesehatan?Kesadaran masyarakat Indonesia soal kesehatan jiwa semakin meningkat. Bersamaan dengan itu muncul pertanyaan apakah BPJS Kesehatan menanggungnya? BPJSKesehatan via detikHealth
Baca lebih lajut »
Menunggak Bayar BPJS Dikenai Sanksi, Pengamat: Biar TaatSanksi diyakini dorong ketaatan peserta bukan penerima upah untuk bayar iuran.
Baca lebih lajut »
BPJS Watch: Sanksi Penunggak Iuran BPJS Dinilai TerlambatDiharapkan ada komunikasi dan kerja sama intens antara pemerintah pusat dan daerah.
Baca lebih lajut »
Kemenkeu: 16 Juta Peserta Mandiri BPJS Kesehatan Menunggak Premi'Dia mendaftar (BPJS Kesehatan) pada saat sakit dan setelah dapat layanan kesehatan dia berhenti tidak bayar premi lagi,' kata Mardiasmo.
Baca lebih lajut »