PENELITI Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Ayu Savitri Nurinsiyah mengungkapkan lima kelompok keong darat yang memiliki potensi pengobatan herbal
Uang endorsement yang diterima guru diberikan juga kepada anak murid. Di sisi lain, mereka menghindari melakukan siaran langsung di kelas.Korea Selatan menghadapi tantangan demografi yang suram karena banyak orang muda memilih untuk menunda atau tak menikah bahkan tak ingin memiliki bayi.“Lima kelompok ini secara rutin digunakan untuk pengobatan tradisional, seperti untuk menyembuhkan luka, asma, dan beberapa penyakit lainnya,” kata Ayu dalam keterangannya, Minggu .
Ayu mengungkapkan, Pulau Jawa dan sekitarnya merupakan salah satu daerah dengan keanekaragaman spesies keong darat yang tinggi. Dari 263 spesies yang ada, 104 spesies di antaranya adalah spesies endemik atau hanya berada di Pulau Jawa dan pulau kecil di sekitarnya.Menurut Ayu, keanekaragaman ini tidak hanya terlihat dari segi jumlah spesies, tetapi juga dari variasi karakter morfologis, habitat, serta perilaku ekologisnya.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan lendir keong pada luka dapat mempercepat proses penyembuhan dibandingkan metode pengobatan konvensional. Menurut Ayu, salah satu tantangan utama dalam pengembangan riset ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keanekaragaman keong darat serta potensi pemanfaatannya. Banyak yang menganggap keong sebagai hama. Padahal, keong memiliki peran ekologis dan ekonomi yang penting.
Misi Indonesia 2024 menandai tonggak penting dalam eksplorasi dan penelitian kelautan yang berkontribusi pada upaya sains dan konservasi di perairan Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Peneliti BRIN ungkap pemanfaatan AI untuk prediksi aktivitas matahariPeneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tiar Dani mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (artificial ...
Baca lebih lajut »
Peneliti BRIN ungkap kelebihan 'susu ikan' dalam Program Makan GratisKepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengungkapkan kelebihan dari "susu ikan" yang akan digunakan dalam Program Makan ...
Baca lebih lajut »
Potensi Ruginya Capai Rp225 Triliun per Tahun, Peneliti BRIN Ungkap Dampak Sampah Plastik di LautSampah plastik mencemari lautan dapat melewati lintas samudera, mulai dari keluar di Samudera Hindia, sampai masuk ke Samudera Pasifik.
Baca lebih lajut »
9 Peneliti BRIN Masuk Top 2% Periset Dunia Versi Stanford dan ElsevierInilah 9 peneliti BRIN yang menjadi top 2% peneliti dunia versi Stanford University dan jurnal Elsevier.
Baca lebih lajut »
9 Peneliti BRIN Tembus Top 2 Persen Periset Dunia Versi Stanford dan ElsevierSembilan periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masuk ke dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist versi Stanford University
Baca lebih lajut »
Peneliti BRIN: Sampah plastik di laut berdampak pada ekonomiPeneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova mengingatkan akan potensi kehilangan ekonomi yang besar jika tidak dilakukan ...
Baca lebih lajut »