Pemerintah sedang menghitung potensi peluang ekspor mainan anak ke Amerika Serikat..
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkeinginan merebut pasar mainan anak di Amerika Serikat dari Cina. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan perang dagang antara AS dan Cina memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengisi pasar mainan anak di AS yang sebelumnya dikuasai Cina.
"Industri mainan anak itu salah satu komoditas yang bisa kita rebut pasarnya dari Cina," ujar Gati di Balai Kartini, Jakarta, Senin . Saat ini, kata Gati, pemerintah sedang menghitung potensi peluang ekspor mainan anak ke AS. Gati menyebut, mainan anak yang memiliki peluang besar untuk diekspor ke AS adalah boneka. Kata dia, produk mainan anak Indonesia memiliki kualitas yang baik asalkan ditopang dengan bahan baku yang memadai.Meski begitu, kata Gati, persoalan utama peningkatan produksi mainan anak yang berkualitas masih berada di sektor bahan baku, di mana masih didominasi impor.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tips Memilih Mainan AnakPilah-pilih mainan anak, orang tua harus menyesuaikan dengan beberapa hal.
Baca lebih lajut »
Militer Suriah Ingin Rebut Kembali Wilayah dari TurkiMiliter Suriah akan menghadapi serangan Turki yang menyasar kelompok Kurdi.
Baca lebih lajut »
Color in Cave Jadi Karya Museum Macan yang Ke EmpatKali ini karya dari seniman Mit Jai Inn khusus dibuat untuk anak-anak.
Baca lebih lajut »
Rama Nidji Kenang Perjuangan Jadi Anak BandRama Nidji mengaku tak didukung orang tua ketika ingin jadi anak band.
Baca lebih lajut »
Sekjen CCA: Anak Berhak Hidup Secara BermartabatDibutuhkan dukungan pemerintah, masyarakat, khususnya gereja dalam meningkatkan martabat dan perlindungan anak
Baca lebih lajut »
Alih-alih di Trotoar, Pemprov DKI Disarankan Pindahkan PKL ke PasarPengamat menyatakan, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membagi ruang antara PKL dengan pejalan kaki tidak efektif. Megapolitan
Baca lebih lajut »