Media sosial membuat generas Z lebih pintar, kreatif, dan melek informasi. Dalam kondisi itu, pengasuhan anak perlu paradigma baru, hangat tapi tegas. Nilai-nilai luhur generasi sebelumnya juga tetap relevan ditanamkan. Dikbud AdadiKompas Kompas58
parentingPada dekade 1980-an sampai 1990-an, saat siswa dihukum fisik oleh guru di sekolah, orangtua yang tahu akan hukuman itu sering kali justru menambah hukuman fisik untuk anak. Sekarang saat hukuman fisik di sekolah menjadi tidak umum, banyak orangtua tidak terima dan balik melabrak guru di sekolah atau melaporkannya ke polisi ketika tahu anaknya mendapat hukuman fisik dari guru.
Kecenderungan generasi lebih senior menilai generasi lebih muda sebagai orang lemah sejatinya sudah ada sejak dulu. Setiap kemudahan baru yang menyertai anak muda di zamannya membuat mereka dipandang rendah oleh generasi lama. Kebetulan yang menjadi generasi muda saat ini adalah generasi Z sehingga mereka menjadi sasaran stereotip generasi sebelumnya.Di dunia kerja, kinerja generasi Z juga banyak dikeluhkan karena kurang bisa menghargai norma dan struktur sosial pada organisasi kerja.
Meski demikian, baik Faisal maupun Anna sama-sama menilai generasi Z bukanlah generasi yang lemah. Informasi yang mereka genggam membuat mereka pintar, adaptif, dan luwes dengan teknologi dan media sosial, hingga mampu belajar dengan cepat, termasuk penguasaan bahasa Inggris yang lebih baik. Ini adalah hak istimewa yang dimiliki generasi Z dan tidak dimiliki generasi sebelumnya.Pengunjung remaja membaca komik koleksi Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, Jumat .
Pembandingan inilah yang sering kali membuat pengguna media sosial, terutama generasi Z, kurang bahagia. Survei Gen Z Global 2022 yang dilakukan McKinsey Health Institute's terhadap 42.000 responden di 26 negara, termasuk Indonesia, dan dipublikasikan pada 28 April 2023 menemukan generasi Z lebih banyak mengutip atau mengambil emosi negatif dari media sosial.
”Pada pengasuhan anak dewasa muda, usia 18 tahun-25 tahun, penting untuk membuat anak merasa diterima keluarga apa adanya, tidak dihakimi, dan tidak dibanding-bandingkan khususnya dengan masa lalunya karena kini mereka memang berbeda,” tuturnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Mereka Mengasuh dengan KeteladananKerja keras, disiplin, kesederhanaan, serta kejujuran Soemantri Brodjonegoro-Nani Soeminarsari dan Hadji Kalla-Hj Athirah telah membentuk anak-anaknya sehingga berhasil. Metro AdadiKompas Kompas58
Baca lebih lajut »
Mereka Mengasuh dengan KeteladananKerja keras, disiplin, kesederhanaan, serta kejujuran Soemantri Brodjonegoro-Nani Soeminarsari dan Hadji Kalla-Hj Athirah telah membentuk anak-anaknya sehingga berhasil. Dikbud AdadiKompas Kompas58
Baca lebih lajut »
Setelah Influencer, Apa Itu Deinfluencer yang Sedang Jadi Tren?Dalam peran promosi barang maupun jasa di media sosial, deinfluencer disebut sebagai kebalikan dari influencer.
Baca lebih lajut »
Jangan Asal Beli Hewan Kurban, Ini Syarat Dalam Syariat IslamTerdapat syarat dalam syariat Islam dalam membeli hewan kurban, catat!
Baca lebih lajut »
Jokowi ke Pasar Palmerah Sambil Ditemani Wartawan GermanDalam beberapa kesempatan, Jokowi nampak berhenti dan mengobrol dalam bahasa Inggris dengan wartawan tersebut.
Baca lebih lajut »
Hati-hati, 12 Saham Ini Berpotensi Melorot ke Level Rp 1Saham-saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus berpotensi turun paling dalam ke level Rp 1.
Baca lebih lajut »