Dalam peran promosi barang maupun jasa di media sosial, deinfluencer disebut sebagai kebalikan dari influencer.
Liputan6.com, Jakarta - Seiring populernya media sosial, influencer bukanlah istilah yang asing bagi kebanyakan orang. Tapi sekarang, generasi baru"deinfluencer" telah tiba, dan mereka mengatakan bahwa materialisme dan tren yang terlalu mahal tidak lagi populer.
Pesan mereka sederhana dan lugas: Barang-barang ini dilebih-lebihkan, Anda tidak membutuhkannya, dan inilah alasannya. Terkadang, mereka menyarankan opsi lain. Deinfluencer juga berbicara tentang keberlanjutan dan biaya pemborosan terkait industri tertentu, seperti kecantikan dan mode. Itu terjadi karena media sosial jadi sangat penting dalam memasarkan produk dan layanan, terutama untuk konsumen yang lebih muda. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa 87 persen orang yang disurvei mengikuti suatu merek, mengunjungi situs webnya, atau melakukan pembelian secara online setelah mereka melihat suatu produk diiklankan di media sosial.
Namun demikian, katanya, deinfluencing dan serangan balik terhadap konsumsi berlebihan mencerminkan tren yang berkembang ke arah minimalis. Alih-alih membeli barang-barang yang digembar-gemborkan selebritas media sosial, tren ini mendorong konsumen mengevaluasi apakah mereka membutuhkan suatu barang sebelum mengeluarkan uang untuk itu.
Yang lain, katanya, hanya mencoba membujuk orang membeli beberapa produk lain. Connor juga tidak percaya itu membantu konsumen."Ada begitu banyak deinfluencer yang memberi tahu audiens mereka, 'Jangan beli itu. Beli ini.' Dalam hal ini, berhentilah menyebutnya sebagai penghilang pengaruh," katanya."Sebut saja beda pendapat tentang produk apa yang terbaik."
Mains, yang memiliki 13 ribu pengikut TikTok, mengatakan deinfluencer dapat membawa keseimbangan yang sangat dibutuhkan ke platform sosial yang mendorong konsumsi berlebihan dan disalahkan atas peningkatan masalah kesehatan mental di kalangan remaja.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Apa itu Brevet Hidro-Oseanografi dari TNI AL untuk Megawati, Apa Artinya?TNI AL memberikan Brevet Hidro-Oseanografi kepada Ketua Umum PDIP sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri. Apa artinya?
Baca lebih lajut »
Apa Itu Permainan Roleplay yang Viral di TikTok, Apa Positif dan Negatifnya?Berbeda dengan roleplay yang biasa terdengar dalam game seperti GTA, roleplay di media sosial memiliki dampak yang negatif, khususnya bagi anak-anak.
Baca lebih lajut »
Pakar Komunikasi Duga Panji Gumilang Idap Sindrom Megalomania, Apa Itu?Kerap melontar pernyataan kontroversi dalam ceramah-ceramahnya, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu Panji Gumilang diduga mengidap sindrom megalomania.
Baca lebih lajut »
Mengenal Apa itu Stunting, Penyebab, dan Ciri-cirinyaStunting pada anak kerap membuat orangtua khawatir. Ketahui pengertian stunting, penyebab, hingga ciri-cirinya untuk mewaspadai kondisi ini.
Baca lebih lajut »
Apa Itu Mimpi dan Tafsir Mimpi?Berikut penjelasan mengenai mimpi dan tafsir mimpi dilihat dari psikoanalisis.
Baca lebih lajut »
Hari Vitiligo Sedunia 25 Juni, Kenali Apa Penyakit Itu, Penyebab dan Cara MenanganinyaHari Vitiligo Sedunia pertama diadakan pada tahun 2011 oleh organisasi nirlaba VR Foundation (USA) dan VITSAF (Nigeria),
Baca lebih lajut »