Dalam menciptakan hubungan yang baik dengan anak diperlukan sinergi yang baik pula. Salah satunya dengan introspeksi bersama untuk membiasakan anak berani mengakui kesalahan.
Liputan6.com, Jakarta Psikolog anak, remaja dan keluarga Jovita Maria Ferliana mengatakan di masa pandemi COVID-19, anak dan orangtua memiliki waktu bersama lebih banyak dari sebelumnya. Namun, beberapa kesalahan di antara keduanya juga bisa saja terjadi.
Agar anak tidak merasa bosan, maka kegiatan tidak boleh sepenuhnya diisi dengan sesi belajar. Rekreasi juga diperlukan agar anak tidak mengalami stres.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sukses Menumbuhkan Semangat Literasi Anak-Anak Pemulung |Republika OnlineSiswa SD Dinamika Indonesia yang didominasi anak pemulung senang membaca buku.
Baca lebih lajut »
Gubernur Banten: Belajar Tatap Muka Jangan Korbankan Anak-anakGubernur meminta agar belajar tatap muka jangan sampai mengorbankan anak-anak karena dilakukan tanpa kajian terlebih dulu terhadap kasus Covid-19.
Baca lebih lajut »
Tous Les Jours Gelar Kampanye Kurangi Kelaparan pada Anak-anakTous les Jours akan mendonasikan roti senilai Rp 100 juta kepada GNI untuk anak-anak kurang mampu yang berada di area Jakarta, Bogor dan Surabaya.
Baca lebih lajut »
'Anak-anak Sekolah Sering Digendong Sama Warga, Khawatir Terbawa Arus...'Ibu hamil, anak-anak sekolah bahkan orang sakit terpaksa harus menyeberangi sungai lantaran tak ada jembatan penghubung.
Baca lebih lajut »
Mayoritas Sekolah Belum Siap Lindungi Anak-anak dari Penularan Covid-19Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebagian besar sekolah belum siap melindungi murid-muridnya dari penularan penyakit Covid-19. Hal tersebut merupakah hasil pemantauan lembaga tersebut di berbagai daerah.
Baca lebih lajut »