Maruf Amin berharap pencegahan aksi tindakan teroris perlu lebih intensif.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA_-- Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 Ma'ruf Amin meminta penanganan radikalisasi, intoleransi dan terorisme di Indonesia tidak dilakukan secara represif. Pendekatan yang digunakan perlu lebih halus.
Ma'ruf berharap ke depan penanganan radikalisasi, intoleransi dan terorisme bisa dilakukan secara lebih intensif, baik dari segi struktural mau pun kultural. Sedangkan dari segi kultural, penanganan radikalisme, terorisme dan intoleransi dapat dilakukan dengan mengedepankan program deradikalisasi, tidak hanya dari hilir, tetapi juga dari hulu. Dengan begitu dampak positif pencegahan dapat dirasakan secara menyeluruh.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pasca-penusukan Wiranto, Ma'ruf Amin Sebut Penanganan Terorisme Harus dengan Cara 'Soft'Wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin mengatakan, penanganan terorisme di Indonesia harus menggunakan cara-cara yang tidak represif.
Baca lebih lajut »
Ma'ruf Amin: Penanganan Radikalisme Perlu Mengikutsertakan Ormas Islam'Oleh karena itu penanganan harus lebih instensif dan mengikutseratakan ormas islam, Majelis Ulama Indonesia, Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah,' tutur Ma'ruf.
Baca lebih lajut »
Ma'ruf Amin Minta Penanganan Radikalisme Tak RepresifMa'ruf Amin meminta penanganan radikalisme, intoleransi dan terorisme di Indonesia tidak dilakukan secara represif.
Baca lebih lajut »
Ma'ruf Amin Minta Penanganan Radikalisasi tidak RepresifMa'ruf berharap ke depan penanganan radikalisasi, intoleransi, dan terorisme bisa dilakukan secara lebih intensif, baik dari segi struktural mau pun kultural.
Baca lebih lajut »
Alumni USU Kawal Jokowi-Amin dan Dukung Penanganan Kasus WirantoAlumni BelUSUkan mengatakan Jokowi-Amin telah terpilih dalam Pemilihan Presiden 2019 secara sah dan konstitusional juga demokratis.
Baca lebih lajut »
Maruf Amin Dorong Tangkal Paham RadikalKiai Maruf mengakui bahwa paham radikal masih berkembang di Indonesia.
Baca lebih lajut »