Artikel ini mengkaji problematika kritik film di Indonesia, khususnya dominasi akademis dan kesulitan dalam mempopulerkan kritik film. Terdapat dua kutub kritik film: akademis dan jurnalistik. Kritik akademis cenderung mendalam, sedangkan kritik jurnalistik lebih fokus pada rekomendasi. Sayembara kritik film seringkali tidak jelas tujuannya, antara mendalam atau populer. Artikel ini juga menyoroti kurangnya analisis film yang memfokuskan pada elemen dan materialitas film.
Problem fundamental yang perlu digarisbawahi dalam diskursus film dan kritik film Indonesia bukanlah dominasi dari kritik akademik, melainkan akademisi film itu sendiri. Kritik akademik adalah salah satu fondasi dari sejarah pencapaian estetik film. Setelah film diperkenalkan pada akhir abad ke-19, kritisisme artistik atas film mengemuka beberapa tahun setelah itu.
Makalah pertama yang berfungsi sebagai kritik film muncul dari The Optical Lantern and Cinematograph Journal, diikuti oleh Bioscope pada 1908. Kritik akademik terus berkembang, hal yang dapat diamati dari esai-esai kritis yang dipublikasikan di jurnal akademik internasional yang saya sebutkan sebelumnya. Sayangnya, akademisi Indonesia cenderung mengasosiasikan tulisan yang dipublikasikan di jurnal akademik film internasional harus merupakan hasil analisis formal dengan format yang juga(2022), terbit di Quarterly Review of Film & Video pada 2023. Tulisan tersebut akan sulit sekali dipublikasikan di jurnal komunikasi, kajian media dan film yang diterbitkan oleh institusi akademik Indonesia. Mengingat, tulisan itu tidak menggunakan analisis formal, dengan susunan selazimnya artikel jurnal akademik film di Indonesia. Pada 2023, pada saat Kofi Kafein (International Conference on Indonesian Film-Pengkaji Film Indonesia) yang diselenggarakan di beberapa kota, saya mempresentasikan temuan studi saya yang menunjukkan bahwa dalam dua dekade 2001-2020, analisis film Indonesia secara umum tidak bergerak progresif. Analisis film yang terpublikasikan di jurnal akademik dalam bahasa Indonesia, didominasi oleh analisis semiotik, wacana, atau sekadar deskriptif yang dilakukan secara dangkal lebih-lebih serampangan.dalam upaya membaca film di Indonesia. Namun, di saat yang sama akademisi film Indonesia cenderung berjarak dengan perdebatan dan diskusi teori dan kritik film global. Absennya analisis yang memfokuskan pada elemen dan materialitas film ditengarai juga disebabkan oleh hal ini. Terlihat bagaimana peneliti film mendekati film dengan sekadar memungut metodologi dan mencocokkannya dengan teori yang bisa secara deskriptif menjelaskan representasi film tersebut. Hal yang kemudian menghasilkan, banyak analisis film dilakukan dengan secara serampangan menggunakan istilah ideologi.ideologi yang ada dan terus direproduksi oleh buku kanon analisis media, dalam tulisannya di ”Asal Jargon Ideologi” yang dipublikasikan oleh Remotivi
Kritik Film Film Indonesia Akademisi Populer Analisis Film
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Evaluasi Kritik Film Indonesia: Kajian Teks dan KonteksArtikel ini mengevaluasi kritik film di Indonesia berdasarkan dua sayembara: Kritik Film (Piala Tanete Pong Masak) Festival Film Indonesia (FFI) dan Sayembara Menulis Kritik Film (SKF) Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Penulis terlibat sebagai juri di kedua ajang tersebut dan mendeskripsikan pengalamannya, termasuk diskusi dan interaksi dengan para juri lainnya. Artikel ini fokus pada kurangnya analisis mendalam terkait elemen filmis, terutama dalam membaca film sebagai teks visual dan audio.
Baca lebih lajut »
Evaluasi Kritik Film di IndonesiaMengulas hasil dua sayembara kritik film di Indonesia, penulis mengevaluasi tren dan tantangan dalam kritik film saat ini.
Baca lebih lajut »
Mau Dibawa ke Mana Kritik Film Indonesia?Problem fundamental yang perlu digarisbawahi dalam diskursus film dan kritik film Indonesia bukanlah dominasi dari kritik akademik, melainkan akademisi film itu.
Baca lebih lajut »
Film-Film yang Menggoda Ingin BerliburArtikel ini membahas tentang film-film yang mampu membangkitkan keinginan untuk berlibur. Film-film tersebut menampilkan destinasi wisata yang memukau dan menginspirasi penonton untuk keluar dari rutinitas dan mengejar petualangan. Artikel ini memberikan rekomendasi film serta menjelaskan bagaimana film-film tersebut mampu menciptakan pengalaman yang nyata bagi penonton.
Baca lebih lajut »
Diadaptasi dari Film Pendek Viral, Film Horor Sebelum 7 Hari Siap Teror Semua Warga IndonesiaBerita Diadaptasi dari Film Pendek Viral, Film Horor Sebelum 7 Hari Siap Teror Semua Warga Indonesia terbaru hari ini 2024-12-13 15:45:56 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Bioskop Indonesia Siap Menayangkan Film-film Seru di NataruBerbagai film seru siap menanti penonton di bioskop Indonesia selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Termasuk film Indonesia dan Hollywood yang akan tayang pada 25 Desember.
Baca lebih lajut »