Ekonom: Selama Stabilitas Rupiah Terjaga, BI Tahan Suku Bunga
Jakarta, CNBC Indonesia-
Bank Indonesia kembali menahan menahan suku bunga acuan di 3,5% pada RDG BI Juli 2022 di tengah gejolak global dan pelemahan nilai tukar Rupiah. Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas, Telisa Falanty menilai Indonesia masih memiliki sejumlah keuntungan yang mendorong BI untuk mempertahankan BI7DRR di level rendah utamanya terkait neraca dagang dan transaksi perdagangan yang surplus sehingga cadev masih cukup menahan stabilitas Rupiah.
Seperti apa ekonom melihat arah kebijakan moneter RI? Selengkapnya simak dialog Muhammad Gibran dengan Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas, Telisa Falanty dalam Squawk Box,
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan Selama Juli 2022, Ekonom Desak Adanya Kenaikan - Pikiran-Rakyat.comBank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah pada hari Kamis. Ekonom desak adanya kenaikan.
Baca lebih lajut »
Ekonom: Bank Sentral di Asean Perlu Kerek Suku Bunga untuk Jaga Nilai TukarBank sentral negara-negara di Asia Tenggara perlu menaikkan suku bunga agar dapat mengimbangi sikap agresif The Fed dan menjaga stabilitas nilai tukar.
Baca lebih lajut »
Ekonom Senior Soroti Utang Pemerintah, Beban Bunga Ketinggian!Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini menyoroti utang pemerintah, khususnya beban bunga utang.
Baca lebih lajut »
Target Investasi Rp1.200 Triliun, Ekonom: Tantangan Berat di Semester II/2022Ekonom mengungkap tantangn berat untuk mencapai realisasi investasi Rp1.200 triliun.
Baca lebih lajut »
ADB Naikkan PE Indonesia, Ekonom: Masih Terlalu Prematur |Republika OnlineEkonom Celios menilai terlalu dini menyebut ekonomi Indonesia bisa meraih windfall
Baca lebih lajut »
Kata Van de Beek soal Kemajuan Man United selama Dilatih Erik ten HagDonny van de Beek mengungkapkan bagaimana kemajuan Manchester United selama dilatih Erik ten Hag.
Baca lebih lajut »