Ekonom: Bank Sentral di Asean Perlu Kerek Suku Bunga untuk Jaga Nilai Tukar

Indonesia Berita Berita

Ekonom: Bank Sentral di Asean Perlu Kerek Suku Bunga untuk Jaga Nilai Tukar
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 Bisniscom
  • ⏱ Reading Time:
  • 24 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 13%
  • Publisher: 59%

Bank sentral negara-negara di Asia Tenggara perlu menaikkan suku bunga agar dapat mengimbangi sikap agresif The Fed dan menjaga stabilitas nilai tukar.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral negara-negara Asean menghadapi tantangan besar dari sikap agresif bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. Hal ini terkait dengan sikap bank sentral yang cenderung mempertahankan sikap akomodatifnya.

Dia melanjutkan, hingga saat ini bank sentral di Asean sebagian besar memilih untuk memprioritaskan pertumbuhan dengan hanya menaikkan suku bunga secara moderat, atau bahkan mempertahankan suku bunga. Hal ini berbanding terbalik dengan aikap agresif The Fed yang terakhir kali mengerek suku bunga Fed Fund Rate menjadi 1,75 persen, dan akan menaikkan suku bunga lagi hingga inflasi AS yang melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir dapat terkendali.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

Bisniscom /  🏆 23. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Bank Sentral Ukraina Jual Emas Rp185 Triliun sejak Invasi Rusia Tahun Ini | Ekonomi - Bisnis.comBank Sentral Ukraina Jual Emas Rp185 Triliun sejak Invasi Rusia Tahun Ini | Ekonomi - Bisnis.comWakil Kepala Bank Sentral Kateryna Rozhkova menjelaskan penjualan emas dilakukan bukan untuk menopang mata uang Ukraina, hryvnia di tengah perang dengan Rusia.
Baca lebih lajut »

Bank Sentral Ukraina Jual Emas Rp185 Triliun sejak Invasi Rusia Tahun IniBank Sentral Ukraina Jual Emas Rp185 Triliun sejak Invasi Rusia Tahun IniWakil Kepala Bank Sentral Kateryna Rozhkova menjelaskan penjualan emas dilakukan bukan untuk menopang mata uang Ukraina, hryvnia di tengah perang dengan Rusia.
Baca lebih lajut »

China Desak Bank-bank untuk Perpanjang Pinjaman untuk Proyek Real EstatChina Desak Bank-bank untuk Perpanjang Pinjaman untuk Proyek Real EstatRegulator China pada Minggu (17/7) mendesak bank-bank untuk memperpanjang pinjaman kepada proyek-proyek real estat tertentu dan memenuhi kebutuhan pembiayaan pengembang jika memungkinkan. Langkah tersebut adalah upaya terbaru mereka untuk meredakan kekhawatiran yang dipicu oleh boikot angsuran...
Baca lebih lajut »

Bank DKI dan Bank NTT Teken Kerja Sama Perluas Transaksi Digital | Finansial - Bisnis.comBank DKI dan Bank NTT Teken Kerja Sama Perluas Transaksi Digital | Finansial - Bisnis.comKerja sama ini tersebut merupakan kelanjutan dari perwujudan sinergi Bank DKI dan Bank NTT dalam wadah BPD-SI.
Baca lebih lajut »

Ekonom: Indonesia Memang Beda dengan Sri Lanka, tapi Potensi Krisis AdaEkonom: Indonesia Memang Beda dengan Sri Lanka, tapi Potensi Krisis AdaSituasi krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka harus jadi perhatian bagi Indonesia. Meski tidak dalam situasi yang sama, potensi RI jatuh resesi tetap ada.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-01 01:24:25