Efek Propaganda Pelanggaran HAM di Papua

Indonesia Berita Berita

Efek Propaganda Pelanggaran HAM di Papua
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 antaranews
  • ⏱ Reading Time:
  • 71 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 32%
  • Publisher: 78%

Narasi propaganda yang menyudutkan NKRI di mata warga Papua akan terus bergulir?

Jakarta - Lagi-lagi, kasus penembakan warga sipil oleh aparat keamanan kembali terjadi. Kali ini menelan dua warga sipil bernama Eden Armando Bebari dan Roni Wandik . Keduanya adalah anak muda yang tengah berburu ikan di sungai di sekitar Mile 34, Distrik Kwamki Narama. Kawasan ini masuk dalam area raksasa tambang emas dan tembaga PT Freeport Indonesia.

"Sementara situasinya begitu terbuka, sehingga terkadang kami sulit juga untuk bisa membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, kelompok yang senantiasa mengganggu masyarakat biasa," Ujar Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw, melalui wawancara dengan awak media, Rabu .Sejarah Pelanggaran HAM di Papua

Direktur LBH Papua, Emanuel Gobay menjelaskan bahwa sepanjang 2019 hingga 2020 telah terjadi sekian kali kasus penembakan yang menyasar warga sipil. Menurut Zainuddin Djafar, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia menjelaskan bahwa masyarakat Papua merasakan dorongan yang semakin kuat untuk memisahkan diri dari NKRI akibat beberapa hal berikut ini 1) Penindasan 2).Adanya ruang yang semakin luas bagi seseorang untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas serta 3).Semakin banyaknya informasi yang dapat diakses mengenai masa depan Papua yang lebih baik .

Dengan penetrasi internet di Indonesia yang semakin baik, masyarakat semakin bebas berpendapat dan menyebarkan narasi yang mengandung muatan opini yang sesuai dengan pikiran mereka. Akibatnya, narasi propaganda yang menyudutkan NKRI di mata warga Papua akan terus bergulir. Tidak dipungkiri lagi bahwa propaganda merupakan salah satu senjata perang yang tidak bisa dianggap main-main, pesan propaganda tidak memusnahkan jasad namun mampu terpatri dalam pikiran seseorang.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

antaranews /  🏆 6. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Efek Dahsyat Virus Corona ke Wisata RIEfek Dahsyat Virus Corona ke Wisata RIJumlah orang yang terjangkit virus Corona di Indonesia terus bertambah. Berikut efek dahsyat Corona pada wisata Indonesia. virusCorona Pariwisata via detikTravel
Baca lebih lajut »

Efek PSBB, Driver Taksi Online: Dapat Rp 100 Ribu Aja SusahEfek PSBB, Driver Taksi Online: Dapat Rp 100 Ribu Aja Susah'... Penghasilan semakin nggak karuan aja kita di tengah PSBB ini. Dapat Rp 100 ribu sehari aja sudah susah,' kata Wiwit. DriverTaksiOnline PSBB via detikfinance
Baca lebih lajut »

Efek Covid-19, Presiden PSG Sebut Banyak Klub Prancis Merugi |Republika OnlineEfek Covid-19, Presiden PSG Sebut Banyak Klub Prancis Merugi |Republika OnlineTim di Ligue 1 dan Ligue 2 berada di bawah ancaman keuangan yang sangat serius.
Baca lebih lajut »

Setop Obati Pasien COVID-19 Pakai Klorokuin! Ini Efek SampingnyaSetop Obati Pasien COVID-19 Pakai Klorokuin! Ini Efek SampingnyaPenggunaan obat anti-malaria klorokuin untuk megobati pasien COVID-19 telah dihentikan di beberapa rumah sakit Swedia. Klorokuin
Baca lebih lajut »

Bisa Didenda Rp 10 Juta, Begini Aturan Jaga Jarak Cegah Corona di SingapuraBisa Didenda Rp 10 Juta, Begini Aturan Jaga Jarak Cegah Corona di SingapuraDi Singapura mereka yang melakukan pelanggaran pertama aturan jaga jarak dikenai denda $ 300, pelanggaran selanjutnya bisa dituntut sampai ke pengadilan. JagaJarak VirusCorona
Baca lebih lajut »

Komnas HAM Maluku-Papua Ungkap Sederet Masalah Mayarakat di Tengah CoronaKomnas HAM Maluku-Papua Ungkap Sederet Masalah Mayarakat di Tengah Corona'Masalah medis ada persoalan, minimnya APD yang dialokasi ke puskemas di Ambon. Ada ketidaksepahaman gugus tugas provinsi dan kota khususnya terkait jumlah pasien,' kata Benediktus Sakrol. KomnasHAM
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-09 18:47:12