Praktik diskriminasi terhadap penghayat Sunda Wiwitan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus terjadi. Mulai dalam hal pencatatan dokumen sipil hingga ekspresi berkeyakinan.
Anjar , penghayat Sunda Wiwitan, bermain kecapi di Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur , Kabupaten Kuningan , Jawa Barat , Selasa . Transformasi ajaran Sunda Wiwitan, antara lain, dilakukan melalui seni budaya.
Seperti agama lainnya, ajaran Sunda Wiwitan juga mengakui keesaan atau ketunggalan Tuhan. Ini terpatri di dalam penamaan rumah adat Sunda Wiwitan yang diberi nama Paseban Tri Panca Tunggal. Kini, cucu Pangeran Madrais, Pangeran Djatikusumah, memimpin Sunda Wiwitan.
Ia juga menyesalkan pandangan pejabat DPRD Kabupaten Kuningan saat audiensi terkait polemik bakal makam tersebut. ”Pejabat itu bilang, minoritas itu sebaiknya memahami mayoritas. Seharusnya, kan, mayoritas melindungi minoritas,” katanya. Dalam bidang pendidikan, Dewi mengaku belum menerima laporan diskriminasi bagi anak-anak Sunda Wiwitan. Sebelumnya, mereka mengalami perundungan hingga harus memilih satu dari enam agama yang diakui pemerintah untuk bersekolah.
Upaya itu dimulai sejak awal kemerdekaan melalui Badan Kongres Kebatinan Indonesia. Sayangnya, pada 1960-an, penghayat Sunda Wiwitan dituduh komunis, tidak beragama. Penganutnya lalu memeluk agama Katolik dan sebagian lainnya beragama Islam. Perayaan adat Seren Taun bahkan dilarang selama 17 tahun pada masa Orde Baru.
Kuningan Cigugur Hari Lahir Pancasila Regional Hari Pancasila Berita Fenomena Utama Pejuang Toleransi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Wawan Setiawan Becermin pada Sastra dan Bahasa SundaLewat medium sastra dan bahasa Sunda, Wawan ”Hawe” Setiawan mengajak kita, khususnya orang Sunda, untuk becermin.
Baca lebih lajut »
Tantangan Menjadi Penghayat di IndonesiaPeringatan Hari Perdamaian Internasional menjadi momentum refleksi untuk mengevaluasi dan mengkritik diri demi masa depan yang lebih baik. Di Indonesia, ketegangan dan konflik seringkali muncul karena ambisi memaksakan keseragaman. Artikel ini membahas tantangan yang dihadapi para penghayat di Indonesia, termasuk diskriminasi, intoleransi, dan tekanan untuk meninggalkan keyakinan mereka.
Baca lebih lajut »
Harapan dan Aspirasi Orang Muda Penghayat KepercayaanPosisi penghayat kepercayaan belum sepenuhnya bebas dan terinklusi secara sosial. Mereka diakui, tetapi belum dianggap.
Baca lebih lajut »
Diskriminasi ODHA masih Terjadi di PilkadaCalon pemimpin sebenarnya tidak peduli terhadap isu kelompok marginal Yang mereka pikirkan hanyalah kemenangan saja
Baca lebih lajut »
Pernah Ditolak, Syarat Batas Usia dalam Lowogan Kerja Kembali Digugat ke MK, Dinilai DiskriminasiGugatan ini diajukan oleh tiga pemohon, yakni Leonardo Olefins Hamonangan, Max Andrew Ohandi, dan Martin Maurer
Baca lebih lajut »
Taliban Tak Terima Dianggap Diskriminasi Perempuan Afghanistan: Tuduhan Ini AbsurdPemerintah Taliban tak terima dengan tuduhan bahwa pihaknya telah mendiskriminasi perempuan Afghanistan selama berkuasa dan melanggar hak-hak asasi manusia.
Baca lebih lajut »