Rusia menyebut tidak ada zat berbahaya dalam tubuh pemimpin oposisi Rusia
REPUBLIKA.CO.ID, OMSK -- Pejabat kesehatan Rusia pada Senin mengatakan bahwa kritikus terkemuka Kremlin dan pemimpin oposisi, Alexei Navalny, terbukti negatif zat penghambat enzim asetilkolinesterase ketika dirawat di Omsk pekan lalu. Hal itu bertolak belakang dengan diagnosis yang dilakukan oleh para dokter Jerman yang merawatnya di Berlin.
Kanselir Jerman Angela Merkel meminta Rusia agar menyelidiki dugaan keracunan di tubuh Navalny, setelah rumah sakit Jerman yang merawatnya mengungkapkan bahwa temuan mereka mengindikasikan"keracunan dengan suatu zat dari kelompok inhibitor asetilkolinesterase." Sebelumnya, Navalny dirawat di sebuah rumah sakit di kota Omsk di wilayah Siberia setelah pingsan di pesawat tak lama setelah minum teh, yang diduga oleh sekutu-sekutunya, dicampur racun. Navalny, 44 tahun, menjadi duri bagi Kremlin selama satu dekade karena kritiknya terhadap apa yang dia sebut sebagai korupsi di kalangan atas. Navalny juga dianggap sebagai sosok yang menggerakkan kalangan muda yang melakukan protes terhadap penguasa.
sumber : AntaraBACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id, Klik di Sini
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Soal Isu Pemimpin Oposisi Rusia Diracuni, Begini Temuan Dokter JermanDokter-dokter Jerman menemukan ada zat kimia yang meracuni tubuh Alexei Navalny, tapi tim dokter di Rusia membantahnya.
Baca lebih lajut »
Aparat Rusia Awasi Gerak-Gerik Pemimpin Oposisi Navalny |Republika OnlinePetugas mengikuti pergerakan dan pertemuan Navalny di Tomsk.
Baca lebih lajut »
Jerman: Pemimpin Oposisi Rusia Butuh Perlindungan |Republika OnlinePemimpin oposisi Rusia diyakini diracun
Baca lebih lajut »
Rusia Akan Produksi 6 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dalam SebulanGamaleya mengembangkan vaksin Covid-19 itu bekerja sama dengan Russian Direct Investment Fund.
Baca lebih lajut »
Rusia Ingin Kerja Sama Teknologi 5G dengan China |Republika OnlineRusia tak mau ikut saran AS agar tak bekerja sama dengan Huawei.
Baca lebih lajut »
Para Ilmuwan di Rusia Temukan Badak Berbulu Generasi Terakhir di Perut Anjing Purba Zaman EsPara ilmuwan yang mempelajari anjing purba dari zaman es yang diawetkan dengan sempurna, telah menemukan bagian dari badak purba berbulu terakhir.
Baca lebih lajut »