WTO resmi memutuskan Indonesia kalah dari Uni Eropa atas gugatan larangan ekspor bijih nikel
Jakarta, CNBC Indonesia -
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan menjelaskan, belum matangnya industri hilir di Indonesia menjadi dasar WTO memenangkan gugatan Uni Eropa. Pemerintah dinilai tidak bisa menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk mendukung industrialisasi di Indonesia."Fasilitas pengolahan nikel itu dikatakan belum kuat. Jadi kalau industrinya sudah kuat itu bisa katanya dilakukan larangan ekspor terhadap komoditas.
"Nikel kan diambil dari bumi terus dikirim ke smelter kan untuk diolah. Bijih nikel itu kan bisa memproduksi besi dan bisa untuk baterai EV dua industri ini kan betul-betul kita dorong untuk bergerak lebih cepat," katanya.Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif sempat mengatakan bahwa pemerintah berpandangan keputusan panel belum memiliki kekuatan hukum tetap.
"Memutuskan bahwa kebijakan Ekspor dan Kewajiban Pengolahan dan Pemurnian Mineral Nikel di Indonesia terbukti melanggar ketentuan WTO Pasal XI.1 GATT 1994 dan tidak dapat dijustifikasi dengan Pasal XI.2 dan XX GATT 1994.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tensi Panas RI & Uni Eropa di WTO, 3 Hal Ini Biang KeroknyaRI dan Uni Eropa saat ini sedang memanas di WTO, apa saja sih masalahnya?
Baca lebih lajut »
Ini 'Senjata Perang' RI untuk Menang Lawan Uni Eropa di WTOPemerintah siap menghadapi banding gugatan Uni Eropa di WTO
Baca lebih lajut »
Bukan Rusia, Negara Ini Buka-bukaan Lagi Diancam Uni EropaHubungan Serbia dengan Uni Eropa (UE) memanas. Negara tersebut belum menyetujui proposal 'normalisasi' terkait hubungannya dengan provinsi Kosovo.
Baca lebih lajut »
Serbia dan Kosovo Terima Proposal UE untuk Normalisasi HubunganUni Eropa merilis rencana normalisasi untuk Serbia dan Kosovo setelah pembicaraan mediasi yang alot di Brussel.
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Sumbang Rp 1,3 Triliun untuk Badan Pengungsi Palestina |Republika OnlineKontribusi UNRWA untuk pengungsi Palestina sangat diperlukan.
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Punya Euro, Perlukah ASEAN Punya Mata Uang Bersama?Pada November 2022, lima bank sentral negara anggota ASEAN sepakat memperkuat dan meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran di Asia Tenggara
Baca lebih lajut »