Trump menyebut tingkat keberhasilannya luar biasa, tapi sejumlah pakar memperingatkan akan ada efek samping.
sebenarnya sudah diterapkan di AS dan negara-negara lain, tapi keampuhannya masih diperdebatkan oleh para pakar."Plasma dari pasien sembuh mungkin berhasil - meski masih perlu dibuktikan dalam uji klinis - tetapi tidak sebagai pengobatan penyelamat untuk orang yang sudah sakit parah." kata Len Horovitz dokter spesialis paru di Lenox Hill Hospital, New York City.
Masalahnya adalah pasokan plasma terbatas, yang berarti akan sulit mendapatkan cukup darah untuk mengobati semua orang di tahap awal penyakit.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BPOM AS Izinkan Penggunaan Plasma Darah untuk Pasien Covid-19Bukti awal menunjukkan plasma darah dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesehatan pasien Covid-19.
Baca lebih lajut »
AS Akan Umumkan Penggunaan Terapi Plasma Melawan Virus CoronaBadan obat-obatan dan makanan AS (FDA) menyatakan keuntungan potensial dari terapi pengobatan itu lebih besar dibandingkan risiko yang telah diketahui.
Baca lebih lajut »
KSAD Bakal Tinjau Ulang Uji Klinis Obat Covid-19 UnairKSAD Jenderal Andika menyebut telah menerima koreksi BPOM terkait pengembangan obat untuk menyembuhkan pasien positif virus corona.
Baca lebih lajut »
Distribusi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19 Disoal, Amerika BimbangTrump telah menyerukan kepada mereka yang telah sembuh dari Covid-19 untuk mendonasikan plasma darahnya (plasma konvalesen).
Baca lebih lajut »
Tiongkok Setujui Uji Coba Vaksin Corona pada Manusia dari SeranggaPenggunaan sel serangga untuk menumbuhkan protein pada vaksin virus corona dapat mempercepat produksi skala besar.
Baca lebih lajut »