CIPS: Tekan Dampak Covid-19, RI Harus Capai Ketahanan Pangan |Republika Online

Indonesia Berita Berita

CIPS: Tekan Dampak Covid-19, RI Harus Capai Ketahanan Pangan |Republika Online
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 65 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 29%
  • Publisher: 63%

Ketahanan pangan dapat dicapai dengan menjamin ketiga komponen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Board Member Center for Indonesian Policy Studies sekaligus Ekonom Australian National University Arianto Patunru mengatakan, Indonesia perlu berupaya mencapai ketahanan pangan dan menghindari proteksionisme untuk meminimalkan dampak pandemi Covid-19. Memastikan ketersediaan kebutuhan pangan akan memberikan akses kepada masyarakat luas, terlebih mereka yang penghasilannya terdampak pandemi, untuk memenuhi kebutuhan pangannya dengan harga yang terjangkau.

“Ada lagi Indeks Kelaparan Global yang dikeluarkan IFRI. Peringkat pertama dari Indeks ini adalah Singapura. Hal ini menarik karena banyak kesalahpahaman selama ini yang menyamakan antara ketahanan pangan dengan swasembada pangan. Singapura jelas tidak swasembada pangan karena mereka tidak punya sumber daya alam. Tapi mereka menjamin tiga komponen ketahanan pangan tercapai oleh warganya.

Arianto mengatakan, produktivitas beras di Indonesia bisa lebih tinggi tapi dengan berbagai biaya tambahan, seperti pupuk dan irigasi. Produktivitas bisa digenjot tapi hal ini diikuti dengan biaya tambahan. Karena itu, logistik menjadi sangat penting, baik lalu lintas barang di dalam dan luar negeri. Ia menjelaskan, pemerintah perlu berhati-hati untuk memastikan jalannya sektor pangan karena krisis Covid-19 yang awalnya adalah krisis kesehatan juga menjalar ke krisis ekonomi karena adanya berbagai pembatasan. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penghasilan bagi sebagian orang dan terhambatnya akses pedagang pasar dan toko.

Di beberapa penelitian ditemukan adanya dampak pada anak-anak yang mengonsumsi makanan seperti ini seperti anemia. Kedepan, kata dia, hal ini dikhawatirkan bisa memicu hal yang lebih serius lagi, seperti malnutrisi, stunting dan lain-lain.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

republikaonline /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Ketahanan Pangan Minimalkan Dampak Pandemi Covid-19Ketahanan Pangan Minimalkan Dampak Pandemi Covid-19Ketahanan pangan dapat dicapai dengan menjamin tiga komponen, ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas.
Baca lebih lajut »

Kementan Gandeng Kemendes PDTT untuk Kelola Lumbung Pangan |Republika OnlineKementan Gandeng Kemendes PDTT untuk Kelola Lumbung Pangan |Republika OnlinePenguatan lumbung pangan desa akan membantu masyarakat menghadapi dampak Covid-19
Baca lebih lajut »

MPR RI: Perbedaan Pendapat Soal Covid-19 Harus Bijaksana | Republika OnlineMPR RI: Perbedaan Pendapat Soal Covid-19 Harus Bijaksana | Republika OnlinePemerintah harus bijaksana mengendalikan Covid-19 dalam menyelamatkan ekonomi bangsa
Baca lebih lajut »

Polresta Manado dan Kodim 1309 Launching Budidaya Ikan Air LautPolresta Manado dan Kodim 1309 Launching Budidaya Ikan Air LautGuna menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19, selain berkebun, potensi perikanan menjadi perhatian Pemkot Manado,...
Baca lebih lajut »

Satgas Puji Pemprov Bali yang Sukses Tekan Kasus Covid-19 |Republika OnlineSatgas Puji Pemprov Bali yang Sukses Tekan Kasus Covid-19 |Republika OnlineSatgas puji Pemprov Bali yang sukses menekan jumlah kasus Covid-19.
Baca lebih lajut »

Angka Kesembuhan Covid-19 di Sulut Capai 68,3 Persen |Republika OnlineAngka Kesembuhan Covid-19 di Sulut Capai 68,3 Persen |Republika OnlineHari ini, sebut sebanyak 134 warga kembali dinyatakan sembuh laboratoris.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-25 15:36:50