Puluhan warga Dusun Ujung Lauk, Desa Kuta, Lombok Tengah, NTT, memagar lahan di areal sirkuit MotoGP karena masih menganggap lahan itu milik mereka.
karena masih menganggap lahan tersebut merupakan milik warga yang belum dibayar oleh Indonesia Tourism Development Corporation .
Rahmat Panye, Kepala Dusun Ebunut merangkap Kepala Dusun Ujung Lauk menyampaikan, pemagaran itu dilakukan karena masyarakat menganggap tanah tersebut milik mereka yang digunakan sebagai akses jalan. “Awal mulanya itu tanah milik warga yang digunakan sebagai akses jalan secara swadaya. Karena akses jalannya sudah tidak dipergunakan lagi, jadi tanah itu kembali kepada milik warga masing-masing,” ungkap Rahmat saat ditemui di kediamannya, Senin .Rahmat mengatakan, warga bukan berarti tidak mendukung pembangunan sirkuit MotoGP. Hanya saja, warga juga ingin dihargai dan diperhatikan nasibnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Marquez Belum Bisa Kalahkan Statistik Rossi di MotoGPPebalap asal Spanyol, Marc Marquez, masih belum mampu mengalahkan statistik Valentino Rossi dalam 200 balapan di MotoGP.
Baca lebih lajut »
Kesempurnaan the Reds belum TerbendungKoleksi 21 poin hasil tujuh kali laga awal Liga Primer kian memantapkan kampiun Eropa itu sebagai penguasa klasemen.
Baca lebih lajut »
Pasca-Kalah di WTO, Belum Ada Rekomendasi Impor Ayam BrasilKementan belum menerima pengajuan rekomendasi impor ayam asal Brasil.
Baca lebih lajut »
PB HMI NIlai Perppu KPK Belum DiperlukanPengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menilai penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) belum diperlukan. RevisiUUKPK
Baca lebih lajut »
Nasib PPPK di Kabupaten Sleman belum jelasPemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini belum mendapat kepastian terkait penetapan masa kerja Pegawai Pemerintah dengan ...
Baca lebih lajut »
Orang Indonesia Belum Bisa Apresiasi Modifikasi Karya Bangsa SendiriGengsi dan ketergantungan tren di luar negeri jadi pokok permasalahan utama.
Baca lebih lajut »