Alasan jangan gunakan 'hand sanitizer' sepanjang waktu

Indonesia Berita Berita

Alasan jangan gunakan 'hand sanitizer' sepanjang waktu
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 antaranews
  • ⏱ Reading Time:
  • 33 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 16%
  • Publisher: 78%

Pakar mengingatkan, jika terlalu sering menggunakan HandSanitizer bisa berdampak buruk untuk kesehatan Anda.

"Ketika Anda membunuh koloni bakteri baik di tangan Anda, itu juga menghancurkan mikrobioma usus Anda, yang memakan bakteri di kulit Anda," kata profesor bidang alergi dan imunologi di Rush University, Mahboobeh Mahdavinia seperti dikutip dari Livestrong pada Jumat.Seiring waktu, hal ini dapat membuat Anda rentan terhadap bakteri yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan masalah perut.

"Alkohol menghilangkan kelembapan kulit Anda, dan dengan penggunaan yang konsisten dapat menyebabkan kulit kering pecah-pecah dan bahkan eksim terutama pada anak-anak, karena kulit mereka sangat sensitif," kata Mahdavinia.Untuk mengatasinya, oleskan pelembap setelah menggunakan pembersih tangan untuk menjaga hidrasi di dalam kulit Anda. Mahdavinia merekomendasikan produk hipoalergenik untuk menciptakan lapisan pelindung yang kokoh pada kulit, seperti Cetaphil, Eucerin atau Vaseline.

Tetapi, ini hanya hipotesis yang masih diperdebatkan, menurut Cleveland Clinic. Anda harus tetap menjaga kebiasaan menjaga kebersihan.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

antaranews /  🏆 6. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Komnas Penilai Obat: Efek Samping Bukan Alasan Tunggal Menolak Obat Covid-19Komnas Penilai Obat: Efek Samping Bukan Alasan Tunggal Menolak Obat Covid-19Menurut Rianto, efek samping dari obat bukanlah satu-satunya aspek yang dipertimbangkan oleh Komnas Penilai Obat.
Baca lebih lajut »

Efek Samping Dinilai Bukan Satu-satunya Alasan Tolak Obat COVID-19Efek Samping Dinilai Bukan Satu-satunya Alasan Tolak Obat COVID-19Anggota Komnas Penilai Obat, Rianto Setiabudi menilai efek samping bukan merupakan satu-satunya alasan atau cara untuk menolak...
Baca lebih lajut »

Pria di Madiun Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pernah Ikut UTBK di SurabayaPria di Madiun Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pernah Ikut UTBK di SurabayaSubakri mengatakan, ACA juga memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif 43 berinisial D. ACA dan D tinggal satu rumah.
Baca lebih lajut »

Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Masih di Atas Rata-rata DuniaKasus Kematian Covid-19 di Indonesia Masih di Atas Rata-rata DuniaKasus meninggal akibat Covid-19 di dunia adalah 3,50 persen. Indonesia ada di atas angka tersebut.
Baca lebih lajut »

Penghormatan Terakhir Dokter Orthopedi di Surabaya Meninggal Terpapar COVID-19Penghormatan Terakhir Dokter Orthopedi di Surabaya Meninggal Terpapar COVID-19Dokter orthopedi RSU dr Soetomo Surabaya meninggal terpapar COVID-19. Almarhum dr Sulis Bayusentono MKes SpOT(K) meninggal pukul 15.34 WIB, Selasa (18/8/2020) dalam usia 41 tahun. KabarDuka Surabaya
Baca lebih lajut »

Bayi Positif Covid-19 di Swedia, Diduga Tertular dalam KandunganBayi Positif Covid-19 di Swedia, Diduga Tertular dalam KandunganSeorang bayi baru lahir yang terkonfirmasi Covid-19 di Swedia diduga tertular saat berada dalam rahim ibunya, papar jurnal medis Swedia, Dagens Medicin, pada Selasa, 18 Agustus 20202. bayi covid19 swedia
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-04-07 16:35:32