ACT akan turut membantu para korban tragedi kemanusiaan di Wamena.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, telah menyebabkan banyak kerugian. Kendaraan dan gedung hancur, puluhan orang luka-luka, sekitar 5.000 warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman bahkan 32 orang meregang nyawa akibat bentrok antarkelompok.
Baca Juga Ketua Dewan Penasihat ACT, Ahyudin, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi terkini di Wamena khususnya yang mengarah kepada tragedi kemanusiaan. Berdasarkan kondisi terbaru yang diterima ACT, warga yang mengungsi dari lokasi pusat kerusuhan mengalami trauma. Korban trauma dan ketakutan mayoritas dialami kelompok rentan seperti anak-anak, ibu-ibu dan lansia dengan mayoritas pengungsi berada di Jayapura.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pernyataan Sikap PDEI dan MHKI soal dr Soeko, Korban Kerusuhan WamenaPerhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) menyatakan sikap terhadap kematian dokter Soeko.
Baca lebih lajut »
Sumatera Barat galang dana untuk pulangkan 900 warganya dari WamenaPemerintah Provinsi Sumatera Barat berupaya menggalang dana untuk membantu pemulangan sekitar 900 warganya dari Wamena menyusul kerusuhan yang ...
Baca lebih lajut »
Gubernur Serukan Pemulangan Warga Sumbar dari WamenaDiperkirakan butuh Rp 4,5 miliar untuk memulangkan warga Sumbar dari Wamena.
Baca lebih lajut »
5.500 pengungsi korban kerusuhan Wamena butuh bantuanSekitar 5.500 pengungsi korban kerusuhan Wamena di markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya membutuhkan bantuan pakaian, makanan, dan barang-barang ...
Baca lebih lajut »
Gubernur serukan warga Sumbar bantu kepulangan perantau dari WamenaGubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyerukan agar masyarakat provinsi itu di kampung halaman maupun yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia untuk ...
Baca lebih lajut »
Eksodus dari Wamena BerlanjutWarga mengantre hingga tiga hari menunggu dievakuasi.
Baca lebih lajut »