YLKI menyebut kebijakan hapus pertalite justru lebih berdampak dibandingkan premium
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan kebijakan menghapus produk premium tidak akan berdampak signifikan pada inflasi karena jumlahnya sedikit di pasaran.
Tulus mengaku telah mengecek data itu ke bagian pemasaran PT Pertamina terkait persentase premium di pasaran. Per November 2021, jumlah premium secara nasional tingga 0,9 persen dari total bahan bakar minyak yang beredar di masyarakat. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan bahwa pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 atau pertalite sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan karena Indonesia kini memasuki masa transisi energi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
YLKI Nilai Kendaraan di DKI Jakarta Harusnya Tidak Pakai PremiumMenurut YLKI, tingkat polusi udara dapat diperparah dengan penggunaan BBM murah seperti premium.
Baca lebih lajut »
YLKI Nilai Kendaraan di DKI Jakarta Harusnya Tidak Pakai PremiumMenurut YLKI, tingkat polusi udara dapat diperparah dengan penggunaan BBM murah seperti premium.
Baca lebih lajut »
Risma Hapus Ditjen Penanganan Fakir Miskin karena tidak Berprestasi |Republika OnlineRisma menilai perampingan struktur membuat kerja Kemensos jadi lebih efisien.
Baca lebih lajut »
Cek! Jutaan HP Ini Tak Lagi Bisa Pakai Whatsapp, Punya Anda?Beberapa waktu lalu, WhatsApp mengeluarkan kebijakan platformnya tak bisa digunakan untuk beberapa sistem operasi tertentu.
Baca lebih lajut »
Murka Allah Pada Pelaku Pembunuhan Berencana |Republika OnlinePelaku pembunuhan berencana mendapat hukuman bagi Allah.
Baca lebih lajut »