'Saya tidak akan berhenti,' kata Veronica Koman. VeronicaKoman MahasiswaPapua
'. Mereka tidak dapat membuktikan data-data saya salah jadi mereka berusaha merusak kredibilitas saya," ucap Veronica.
Dalam wawancara-wawancara itu, Veronica Koman bicara soal kondisi Papua. Dia juga mengungkapkan harapan agar pemerintah Australia paling tidak meminta ke Pemerintah RI untuk membuka akses ke Papua untuk para jurnalis internasional dan Komisi HAM PBB.Veronica Koman diketahui saat ini memang tinggal di Australia. Polda Jatim telah menetapkan status daftar pencarian orang terhadap Veronica Koman.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Buka Suara, Veronica Koman Sebut Terima Ancaman PembunuhanAktivis HAM Papua, Veronica Koman buka suara di media Australia. Dia bercerita tentang segala ancaman mulai dari pembunuhan hingga pemerkosaan.
Baca lebih lajut »
Buka Suara, Veronica Koman Sebut Terima Ancaman PembunuhanAktivis HAM Papua, Veronica Koman buka suara di media Australia. Dia bercerita tentang segala ancaman mulai dari pembunuhan hingga pemerkosaan.
Baca lebih lajut »
Conte: Hasil yang Getir, Inter Tak Sepantasnya Kalah dari BarcelonaAntonio Conte merasa Inter Milan tak pantas kalah dari Barcelona. Skor disebutnya tak mencerminkan realita di atas lapangan.
Baca lebih lajut »
Analis Drone Emprit Sebut Buzzer Buat Pemerintah 'Tuli' KritikMenurut Ismail Fahmi, buzzer di media sosial membuat pemerintah tidak bisa mengetahui aspirasi apa yang disampaikan masyarakat melalui media sosial. Buzzer Moeldoko
Baca lebih lajut »
Darije Sebut PSM Makassar Tak Pantas Kalah dari AremaPSM Makassar kembali harus takluk di dilaga tandang melawan Arema FC pada lanjutan Liga 1 Indonesia di stadion di Stadion Kanjuruhan, Malang, Rabu, (02/10/2019)
Baca lebih lajut »
Kemlu Janji Kawal Kasus Jurnalis WNI Tertembak di Hong KongKemlu akan terus mengawal kasus jurnalis WNI, Veby Mega Indah, yang tertembak peluru karet saat meliput demo Hong Kong 29 September lalu.
Baca lebih lajut »