Badan PBB untuk distribusi bantuan Palestina, UNRWA, menegaskan komitmen untuk terus menjalankan tugas kemanusiaannya di wilayah Palestina yang diduduki Israel, meskipun Tel Aviv meminta UNRWA untuk berhenti beroperasi. Larangan ini berdampak besar pada Gaza, karena staf UNRWA mengkoordinasikan distribusi bantuan melalui wilayah Israel.
Badan PBB untuk distribusi bantuan Palestina, UNRWA , pada Jumat, 1 Februari 2025, meyakinkan tetap menjalankan kerja kemanusiaannya di wilayah Palestina yang diduduki Israel , walau pun Tel Aviv meminta UNRWA berhenti. Kondisi ini digambarkan UNRWA sebagai hal yang rentan bagi staf-stafnya. Sebuah undang-undang Israel diadopsi pada Oktober 2024 yang melarang UNRWA beroperasi di wilayah kekuasaan Israel , termasuk Yerusalem timur yang dicaplok. Larangan Israel ini berlaku mulai 30 Januari 2025.
Inggris, Prancis dan Jerman pada Jumat, 31 Januari 2025, menegaskan kembali kekhawatiran mereka atas aturan baru Israel ini, yang disebut UNRWA berdampak besar ke Gaza karena staf UNRWA mengkoordinasikan distribusi bantuan untuk Palestina lewat wilayah Israel. 'Kami akan terus melayani (warga Gaza), ' kata Juliette Touma, Humas UNRWA. Di Gaza, UNRWA masih menjalankan tugas-tugasnya yang menjadi tulang punggung distribusi bantuan kemanusiaan. UNRWA masih mempertahankan para stafnya di Gaza dan masih mendatangkan truk-truk pembawa bantuan kebutuhan dasar bagi warga Gaza. Sejauh ini, semuanya masih berjalan dengan lancar karena Hamas Israel juga masih menjalankan gencatan senjata. Jika UNRWA tidak diizinkan lagi mendistribusikan bantuan, maka gencatan senjata yang sedang berlangsung ini akan sangat berisiko dan berada dalam bahaya. Sekitar 10 ribu pengungsi Palestina berlindung ke Yerusalem Timur, yang sudah dicaplok Israel namun tidak diakui secara internasional. Para pengungsi Palestina itu mendapatkan bantuan pendidikan, perawatan kesehatan dan bantuan lainnya dari UNRWA.Di Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat telah menjadi satu-satunya negara yang mendukung keputusan Israel untuk melarang UNRWA beroperasi di Yerusalem Timur. Sementara seperti dilansir Anadolu, banyak negara anggota Dewan Keamanan PBB menyuarakan dukungan kuat terhadap kelanjutan operasional badan tersebut. Dorothy Shea, Kuasa Usaha Ad Interim AS untuk PBB, mengatakan pihaknya mendukung pelaksanaan keputusan Knesset Israel yang melarang operasional UNRWA di wilayah yang diduduki Israel. Meski UNRWA memiliki mandat dari Majelis Umum PBB, Shea mengeklaim bahwa 'keputusan Israel untuk menutup kantor UNRWA di Yerusalem pada 30 Januari 2025 adalah keputusan kedaulatan Israel.' Shea juga mengeklaim bahwa UNRWA bukanlah 'satu-satunya opsi untuk menyediakan bantuan kemanusiaan di Gaza'. Ia bahkan menuduh badan PBB tersebut memiliki 'hubungan dengan teroris.
PALESTINA ISRAEL UNRWA BANTUAN KEMANUSIAAN JERUSALEM TIMUR GAZA
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sekjen PBB Minta Israel Batalkan UU yang Melarang Operasi UNRWASekjen PBB Antonio Guterres mengimbau pemerintah Israel untuk membatalkan UU baru yang melarang operasi badan bantuan untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di wilayah tersebut. Guterres mengatakan UNRWA tidak bisa digantikan dan tidak ada organisasi lain yang memiliki kapasitas untuk melakukan pekerjaan UNRWA. UU tersebut akan mulai berlaku pada Kamis (30/1) dan akan melarang UNRWA beroperasi di dalam teritori Israel serta melarang kontak antara pejabat Israel dan UNRWA.
Baca lebih lajut »
UNRWA bersiap hentikan operasinya di Palestina akibat UU IsraelBadan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sedang bersiap untuk menghentikan operasinya di Jalur Gaza dan Tepi ...
Baca lebih lajut »
Israel Segera Usir UNRWA, Jutaan Pengungsi Palestina TelantarAda sekurangnya 5,9 juta pengungsi Palestina yang mengandalkan bantuan UNRWA. Israel memaksa UNRWA berhenti beroperasi menolong warga Palestina.
Baca lebih lajut »
Larangan Israel terhadap UNRWA Cemaskan Pengungsi Palestina di YerusalemDi kamp pengungsian Shuafat, distrik kumuh di Yerusalem timur yang dikelilingi oleh tembok beton besar, pemeriksaan keamanan yang ketat membuat perjalanan keluar sangat merepotkan. Namun, saat ini mereka yang tinggal di dalam kamp masih memiliki akses ke klinik dan sekolah yang dikelola PBB....
Baca lebih lajut »
Lebih dari 46.000 Warga Palestina Tewas dalam Perang Israel-PalestinaKementerian Kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas dalam perang yang telah berlangsung selama 15 bulan. Meskipun ada harapan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera, situasi di Gaza tetap mengerikan.
Baca lebih lajut »
Gencatan Senjata Palestina-Israel: Kemenangan Bagi Kemanusiaan dan Babak Baru Perjuangan PalestinaWamenlu RI Anis Matta mengapresiasi gencatan senjata antara Palestina dan Israel sebagai kemenangan bagi keadilan dan kemanusiaan. Ia mendorong dukungan untuk pembangunan kembali Gaza dan menuntut pertanggungjawaban Israel atas genosida di Gaza.
Baca lebih lajut »