Pengunjung saling unjuk cita rasa dan sensasi menikmati ulat sagu. Ini sekaligus menjadi bagian dalam promosi pangan lokal Papua.
Tatkala Festival Ulat Sagu dimulai, orang-orang berbondong-berbondong mendatangi Kampung Yoboi , Distrik Sentani , Kabupaten Jayapura , Papua . Pengunjung saling menunjukkan cita rasa dan sensasi menyantap ulat sagu , makanan sumber protein bagi warga setempat.
Ulat-ulat ini menggeliat di balik sela-sela pohon sagu yang ditebang karena sudah tidak produktif. John mengungkapkan, pengunjung ingin melihat langsung karena tidak merasa puas hanya melihat ulat sagu yang telah tersaji dalam wadah. “Ada rasa parutan kelapa tua. Ketika cairan mulai habis, bagian ulatnya jadi alot dan terasa semakin hambar,” ucapnya.Warga setempat menyantap larva ulat sagu yang telah menjadi kumbang saat pelaksanaan Festival Ulat Sagu di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat .
Yunus juga ingin berkontribusi mengenalkan potensi daerah di Papua, seperti halnya kehadiran dirinya di Kampung Yoboi. Selain itu, ia juga ingin mengenalkan sejak dini kekayaan Papua kepada anaknya. Warga membuktikan kampung ini ramah bagi siapapun untuk menikmati kekayaan dan potensi yang ada di Yoboi dan Sentani pada umumnya.
Meli berharap, di masa depan, festival ini menjadi kegiatan rutin yang tidak hanya menggerakkan perekonomian warga, tetapi juga semakin mempererat hubungan dengan masyarakat lain. Kampung Yoboi memiliki tutupan hutan hutan sagu seluas kira-kira 1.600 hektar. Rimbunnya hutan sagu ini diperkirakan menyimpan lebih dari 30 jenis varietas sagu. Sagu-sagu ini tumbuh kokoh di sisi belakang kampung.
Salah satu pengunjung, Afnar tampak berusaha menikmati percobaan pertamanya menikmati ulat sagu hidup. Pekerja swasta yang baru setahun tinggal di Jayapura ini merasa perlu untuk menikmati langsung karena sudah masuk ke dalam hutan.Ia turut membagikan cerita sensasi mencoba ulat sagu yang terus menggeliat. Saat dimakan, bagian buntut dimasukkan terlebih dulu dengan menyisakan bagian kepala.
Saat dimakan, bagian sayap dan jari-jari kumbang tersebut akan dilepaskan. “Rasanya mirip ulat sagu yang masih muda, tapi ini lebih gurih,” ucap John.Selama tiga hari pelaksanaan festival, pengunjung di Kampung Yoboi terus berdatangan, mulai dari anak muda, orang tua, penduduk lokal, hingga para pendatang berbaur dalam pesta ulat sagu ini.
Kreaton konten asal Papua sekaligus pemerhati kuliner Papua, Charles Toto atau chef Chato, mengungkapkan, kegiatan seperti ini akan mengundang banyak orang. Termasuk generasi muda yang beraktivitas sebagai kreator konten.
Ulat Sagu Sentani Kampung Yoboi Papua Jayapura
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Musim Ulat Pohon Jati di Gunungkidul Yogyakarta, Ini Imbauan bagi WisatawanUlat-ulat pohon jati di Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan fenomena musiman dan biasanya tidak berbahaya
Baca lebih lajut »
Unjuk Rasa di Depan KPK, Massa PMII Kaltim Bawa 2 Isu Besar, Ada Soal Dana KarbonJPNN.com : PMII Kaltim mendesak KPK terlibat aktif untuk menangani kasus yang tengah dalam tahap pemeriksaan kejaksaan, yaitu dana karbon
Baca lebih lajut »
Buruh Bekasi unjuk rasa desak kenaikan upahRatusan buruh Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama berbagai serikat pekerja lain menggelar ...
Baca lebih lajut »
Sidang Lanjutan Guru Honorer Supriyani, PGRI Gelar Unjuk Rasa di Depan PengadilanKali ini sidang mengagendakan pembacaan eksepsi atau keberatan kuasa hukum terdakwa terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada sidang sebelumnya.
Baca lebih lajut »
Akses Jalan akan ditutup PT KAI, Warga Lakukan Unjuk RasaPenutupan JPL Liar tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang jalur KA
Baca lebih lajut »
Warga Irlandia gelar unjuk rasa tolak penjualan obligasi IsraelRatusan warga Irlandia pada Jumat (15/11) melakukan aksi protes menentang penjualan obligasi Israel sambil membawa spanduk bertuliskan "Berhenti mendanai ...
Baca lebih lajut »