Turki menilai Prancis tak nyaman dengan menguatnya pengaruh Ankara di Lebanon.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Prancis masih menerapkan pola pikir kolonial pada kebijakannya di Timur Tengah. Hal itu dia sampaikan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Lebanon untuk memantau kondisi pasca-ledakan Beirut.
Dia pun menyinggung tentang penentangan Prancis terhadap Turki. Menurut Cavusoglu, sikap demikian muncul karena pengaruh Turki di negara bekas jajahan Prancis meningkat."Inilah mengapa Prancis tidak nyaman dengan kami," ujarnya. Saat melakukan kunjungan ke Beirut pekan lalu, Macron menyuarakan tentang perlunya Prancis memainkan peran dalam membantu Lebanon. Jika hal itu tak dilakukan, dia menyebut terdapat kekuatan lain yang dapat mengintervensi dan mengambil keuntungan dari krisis yang tengah berlangsung. Terkait hal ini, Macron menyinggung Arab Saudi, Iran, dan Turki.
Sejauh ini, sebanyak 163 orang dilaporkan tewas akibat ledakan. Sementara korban luka mencapai lebih dari enam ribu. Peristiwa itu telah memicu pergolakan di Lebanon. Ribuan warga turun ke jalan dan melakukan demonstrasi menuntut pergantian rezim.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
[Fakta atau Hoaks] Benarkah Turki yang Pertama Kirim Bantuan ke Beirut Meski Sempat Dihina Presiden Lebanon?[Fakta atau Hoaks] Benarkah Turki yang Pertama Kirim Bantuan ke Beirut Meski Sempat Dihina Presiden Lebanon? CekFakta TempoCekFakta
Baca lebih lajut »
Cek Fakta: Tidak Benar Presiden Lebanon Pernah Hina Pemimpin Turki ErdoganOrang yang menghina Erdogan bukan Presiden Lebanon, melainkan seorang pembawa acara televisi Neshan Der Haroutiounian.
Baca lebih lajut »
Turki Gaet Ikhwanul Muslimin Hadapi Mesir Soal Batas Negara |Republika OnlineTurki gandeng Ikhwanul Muslimin lawan Mesir soal sengketa batas negara.
Baca lebih lajut »