Sebanyak 13.800 karyawan dari 10 perusahaan menjadi korban PHK dalam kurun Januari hingga awal Juni 2024. Ekonom dan elemen pengusaha membongkar penyebabnya.
Industri tekstil Indonesia sedang dilanda badai pemutusan hubungan kerja . Sebanyak 13.800 karyawan dari 10 perusahaan dikabarkan menjadi korban PHK dalam kurun Januari hingga awal Juni 2024. Ekonom dan elemen pengusaha membongkar penyebabnya.
Oleh karena itu, Shinta menilai industri TPT saat ini membutuhkan perlakuan khusus karena persoalan yang terjadi di industri itu terletak di aspek barang jadi ini dengan pemerintah," jelasnya.Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Ether Dwi Astuti, mengatakan bahwa industri TPT merupakan primadona pada 1990an. Namun, industri tersebut sedang mengalami kesulitan karena juga harus mengimpor bahan baku dari luar negeri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pengusaha Tekstil Beberkan Borok Impor MerajalelaSerbuan impor disebut jadi biang kerok gelombang PHK di pabrik tekstil dalam negeri.
Baca lebih lajut »
Terkuak Biang Kerok Dolar AS Kian Perkasa Gencet RupiahCalon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengungkap penyebab melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Baca lebih lajut »
Biang Kerok Proyek Tol Getaci Gagal Lelang Akhirnya Terkuak!Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka-bukaan penyebab proyek calon tol terpanjang di Indonesia gagal lelang.
Baca lebih lajut »
Terkuak Biang Kerok 2.806 Ha Lahan IKN Belum BebasPlt Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Raja Juli Antoni buka suara soal 2.806 hektare lahan di Ibu Kota Nusantara yang bermasalah.
Baca lebih lajut »
Terkuak Biang Kerok Permasalahan 2.806 Ha Lahan di IKNSebanyak 2.806 hektare lahan di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih bermasalah.
Baca lebih lajut »
Ternyata Ini Biang Kerok 4 Pabrik Tekstil Tutup-PHK Lebih 2.000 Orang4 pabrik tekstil memutuskan menutup operasionalnya, hingga menyebabkan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan.
Baca lebih lajut »