Pasukan Jenderal Khalifa Haftar diduga serang warga sipil Libya
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa pada Jumat mengutuk serangan terbaru pasukan jenderal Khalifa Haftar terhadap warga sipil Libya. "Segala jenis serangan sembarangan yang menargetkan daerah-daerah berpenduduk padat tidak dapat diterima dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaam internasional," ujar Peter Stano, juru bicara kebijakan luar negeri Uni Eropa.
Pada Jumat pagi, pasukan Haftar menembaki jalan pantai yang mengarah ke pelabuhan Tripoli, dekat dengan kediaman duta besar Turki dan Italia. Namun, dia juga menolak kritikan Perdana Menteri Libya Fayez Al-Sarraj baru-baru ini terhadap misi militer UE di Libya. Menurut Saraj, Operasi Irini hanya membantu Haftar.Dia mengatakan Uni Eropa menegakkan embargo senjata PBB guna membantu menciptakan kondisi untuk gencatan senjata dan solusi politik di Libya.
Misi baru itu akan beroperasi di udara, laut, dan dengan satelit untuk memastikan bahwa semua negara menghormati larangan penyediaan senjata bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Libya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Turki Kecam Perluasan Permukiman Israel di Tepi Barat |Republika OnlineTurki mengecam keras rencana Israel untuk memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat
Baca lebih lajut »
ISIS Gerilya di Tengah Pandemi CoronaKelompook militan ISIS diduga meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Suriah di masa pandemi Corona ini.
Baca lebih lajut »
Fun Science Republika Digelar Secara Online |Republika OnlineTema Fun Science adalah 'Yuk berpuasa sambil belajar dan bermain'.
Baca lebih lajut »
Terima Bansos, Bima Arya Larang Warga Beri Tip ke Petugas |Republika OnlineWarga tak memberikan uang tip kepada petugas yang mengurus penyaluran Bansos
Baca lebih lajut »
PMI Depok Terus Bergerak Bantu Warga Terdampak Corona |Republika OnlinePMI Depok merupakan bagian dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Baca lebih lajut »