Taliban Dituduh Bantai 40 Warga Sipil Afghanistan sebagai Balas Dendam Sindonews BukanBeritaBiasa .
KABUL - Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris menuduh kelompok Taliban telah membantai sekitar 40warga sipil Afghanistan sebagai balas dendam ketika mereka merebut kota selatan Spin Boldak pada Juli.Baca juga: Perang Taliban di Afghanistan: Bom Jatuh Saban Menit, Mayat-mayat di Jalan
Washington juga telah membuka pintunya bagi lebih banyak warga Afghanistan yang berisiko jadi target balas dendam Taliban karena pernah bekerja untuk AS atau entitas yang didanai Amerika.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Presiden Afghanistan: Taliban tak Harapkan Perdamaian |Republika OnlinePresiden Afghanistan ungkap selama dua dekade terakhir Taliban kian kejam dan opresif
Baca lebih lajut »
Bentrok Taliban-Afghanistan, Mayat Bergelimpangan di JalanKelompok Taliban dan pasukan Afghanistan terus bentrok hingga membuat situasi di negara itu semakin memburuk.
Baca lebih lajut »
Pasukan Khusus Afghanistan Habisi 38 Taliban yang Hendak Serbu PenjaraPasukan khusus Afghanistan gagalkan upaya Taliban menyerbu pusat penjara Laskhar Gah, Provinsi Helmand, semalam. Pasukan khusus militer Afghanistan telah menewaskan...
Baca lebih lajut »
Reza Rahadian Jadi Preman di Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar TuntasDi film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Reza Rahadian berperan sebagai Budi Baik yang merupakan preman jago silat.
Baca lebih lajut »
Safaruddin, Ikhtiar Rakyat Kecil Melawan PandemiKemunculan seorang lelakti tua, lugu dan sederhana yang antre saat vaksinasi di Makassar sontak viral. Ia ingin divaksin, tapi belum mendaftar lantaran tak punya gawai. Ini kisah Kakek Safar yang berikhtiar melawan pandemi itu. Nusantara AdadiKompas
Baca lebih lajut »
Taliban Makin Nekat, Afghanistan Salahkan AS-NATOAfghanistan menyalahkan sikap AS dan NATO yang menarik pasukan secara tiba-tiba membuat situasi konflik dengan Taliban memburuk.
Baca lebih lajut »