PENGAMAT Politik Universitas Indonesia Hamidi Muluk menilai untuk komposisi kabinet pada pemerintahan mendatang tidak perlu menjadi perdebatan apakah menterinya berasal dari partai politik atau non p
artai politik.
Selain dapat bekerja keras, ia menilai menteri tersebut juga harus dapat cepat mengeksekusi keinginan dari presiden menjadi sebuah kebijakan. Orang tersebut juga harus dapat menggerakkan birokrasi dan memiliki sejumlah terobosan. “Kalau bisa dari partai lebih sedikit proporsinya, 40% partai politik dan 60% non partai politik itu oke saja,” terang Hamidi.
“Jokowi itu senang benar dengan yang bisa cepat kerja, kerja keras, bisa eksekusi cepat, ada terobosan. Soal usia itu soal kedua. Lihat saja pak Basuki kan tidak muda tetapi gesit kerjanya,” ungkap Hamidi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Apakah Pembalut Berpewangi Sehat?Pembalut berpewangi sebetulnya tak dibutuhkan untuk mencegah area kewanitaan dari bau tak sedap saat menstruasi.
Baca lebih lajut »
Jokowi Memilih Menteri, Utamakan Profesional atau Politikus?Jokowi diminta tak sembarangan memilih menteri meski gerbong parpol makin panjang
Baca lebih lajut »
Tak Niat Ajak Parpol Lain, Gerindra Siap Jadi Oposisi TunggalPartai Gerindra nampaknya akan memilih jalur oposisi atau di luar pemerintahan pada periode 2019-2024 walaupun itu belum...
Baca lebih lajut »
Bantah Mahfud, PAN tak Setuju Oposisi Untungkan ParpolPilihan menjadi oposisi tidak berbanding lurus dengan peningkatan elektroral partai.
Baca lebih lajut »
LPSK: Masih Banyak Kasus TPPO Prostitusi AnakLPSK menyebut kasus TPPO prostitusi anak tak terungkap karena warga tak melapor.
Baca lebih lajut »
China Klaim Tak Banyak Perusahaan Hengkang dari NegaranyaPemerintah China mengklaim tak banyak perusahaan yang memindahkan rantai pasokannya keluar negara tersebut.
Baca lebih lajut »