Pemerintah memberikan pengecualian boleh ke luar kota untuk PNS dalam rangka perjalanan dinas, bukan untuk mudik.
Pemerintah memberikan pengecualian boleh ke luar kota untuk Aparatur Sipil Negara alias pegawai negeri sipil dalam rangka perjalanan dinas, bukan untuk mudik.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan kebijakan tersebut bisa saja disalahgunakan ASN untuk mudik. Lebih parahnya lagi, kemungkinan surat tugas yang diwajibkan menjadi syarat bisa ke luar kota hanya 'kamuflase' agar PNS bisa mudik.detikcomUntuk itu, kebijakan tersebut harus betul-betul diawasi secara ketat oleh atasan. Jika ada PNS yang terbukti menyalahgunakan kewenangan tersebut, maka atasannya dinilai perlu ikut ditindak.
"ASN bisa jadi jago ngakali kalau atasannya tidak mengawasi. Kalau tidak atasannya harus ikut ditindak," ucapnya.Kebijakan ASN boleh ke luar kota tertuang dalam SE Menteri PANRB No. 55/2020 tentang Perubahan atas SE Menteri PANRB No. 46/2020 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah dan/atau Kegiatan Mudik dan/atau Cuti bagi ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Surat Tugas Jadi 'Kamuflase' PNS untuk Mudik?Pengamat menilai, kemungkinan surat tugas yang diwajibkan menjadi syarat bisa ke luar kota hanya 'kamuflase' agar PNS bisa mudik. Ini penjelasannya: via detikfinance
Baca lebih lajut »
Warga Paris Wajib Bawa Surat Tugas untuk Naik SubwayPerusahaan kereta bawah tanah Paris, Prancis, mewajibkan seluruh penumpang pakai masker dan menunjukkn surat tugas demi cegah penularan virus corona.
Baca lebih lajut »
Pengguna KRL Harus Tunjukkan Surat Tugas dari Kantor Mulai 12 Mei 2020Dokumen berupa surat tugas dari tempat kerja tersebut nantinya wajib ditunjukkan kepada petugas KRL.
Baca lebih lajut »
Pemkot Bogor Tunda Wajibkan Pengguna KRL Bawa Surat Tugas, Ini PenjelasannyaPemkot Bogor menunda kebijakan terkait pengguna KRL wajib membawa surat tugas. Apa alasannya? KRL Bogor
Baca lebih lajut »