enteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan ancaman kenaikan utang saat ini bukan hanya terjadi di negara-negara miskin, tapi juga di negara menengah dan maju.
Badung, Beritasatu.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan ancaman kenaikan utang saat ini bukan hanya terjadi di negara-negara miskin, tapi juga di negara menengah dan maju karena mulai terbatasnya kondisi fiskal berbagai negara di tengah meningkatnya tekanan global.
Ia mengatakan saat ini 60% dari negara miskin terancam. Sementara negara berkembang memiliki kemungkinan tidak bisa membayar utang di tahun depan."Sekitar 60% dari negara-negara berpenghasilan rendah sudah atau hampir bangkrut. Sementara banyak negara berkembang mungkin tidak dapat memenuhi pembayaran utang selama tahun depan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
RI Butuh Duit Rp3.500 Triliun Buat Kurangi Emisi, Sri Mulyani Sebut Negara Tak KuatSri Mulyani menerangkan diperlukan uang, teknologi, dan kebijakan yang memungkinkan pembiayaan termobilisasi ke transisi energi hijau. Namun hal tersebut tidak...
Baca lebih lajut »
Selalu Jadi Korban, Sri Mulyani Minta Negara Berkembang Dilibatkan Susun Aturan Perpajakan Internasional | Ekonomi - Bisnis.comMenteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan negara berkembang berpotensi mengalami kerugian pendapatan yang lebih besar dibandingkan negara maju akibat praktik cross border tax evasion.
Baca lebih lajut »
Sri Mulyani Minta Standar Perpajakan Internasional Harus Sesuai Kondisi Negara BerkembangMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerapan sistem perpajakan internasional harus mengakomodasi negara-negara berkembang.
Baca lebih lajut »
Sri Mulyani: Banyak Negara Kini Tak Mampu Bayar UtangBanyak negara berkembang dan berpenghasilan rendah kini terlilit utang dan terancam bangkrut.
Baca lebih lajut »
Sri Mulyani: Mekanisme Pasar Karbon Bisa Berjalan Sebelum Ada Regulasi | Ekonomi - Bisnis.comSaat belum terdapat ketentuan yang lengkap mengenai implementasi pasar karbon di Indonesia. Namun, Sri Mulyani menyebut bahwa perdagangan karbon dapat tetap berjalan agar terjadi pengembangan.
Baca lebih lajut »
Sri Mulyani: Kami Tidak Anggap Remeh Ancaman Inflasi'Jadi kita tidak underestimate ancaman inflasi itu sangat sensitif terhadap politik di suatu negara,' kata Sri Mulyani.
Baca lebih lajut »