Soleh: Larang Gawai Anak, Ini Lebih Efektif Daripada Pembatasan

Teknologi Berita

Soleh: Larang Gawai Anak, Ini Lebih Efektif Daripada Pembatasan
GawaiAkses InternetAnak
  • 📰 suaradotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 94 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 65%
  • Publisher: 53%

Anggota DPR RI dari Komisi I, Soleh, merekomendasikan pelarangan penggunaan gawai dan akses internet bagi anak di bawah 16 tahun. Menurutnya, pembatasan tidak efektif karena bisa dielakkan dengan mudah oleh anak. Ia mengacu pada penerapan larangan gawai di pesantren yang menurutnya efektif untuk fokus belajar dan pembentukan karakter anak.

Soleh menyatakan bahwa Pemerintah dapat meniru aturan pelarangan gawai yang sudah diterapkan di pesantren. Menurutnya, penggunaan gawai dan akses internet di kalangan anak-anak sudah sangat memprihatinkan. 'Jika saya usulkan bukan pembatasan, tapi pelarangan secara tegas,' ungkap Soleh, dikutip dari siaran pers Komisi I DPR RI, Senin (10/2/2025).

Ia menilai orang tua kesulitan mengatur penggunaan gawai anak-anak, sehingga dibutuhkan ketegasan dari Pemerintah dalam mengatur penggunaan gawai dan akses internet. Jika hanya pembatasan, menurut Soleh, aturan tersebut tidak akan efektif. Pembatasan berdasarkan akun pengguna atau akun anak bisa dielakkan, misalnya, pembatasan usia di bawah 16 tahun. Anak berusia 14 tahun masih bisa menyiasati aturan tersebut dengan meminjam akun teman yang berusia di atas 16 tahun. 'Anak berusia 14 tahun bisa pergi ke rumah teman dan menggunakan gawai dengan akun teman yang usianya di atas 16 tahun. Jadi, anak tersebut masih bisa bermain gawai dan mengakses internet,' terang legislator asal Dapil Jawa Barat XI itu. Menurut Soleh, pembatasan berdasarkan akun juga tidak efektif karena anak bisa menggunakan akun lain, bahkan akun palsu. 'Pertanyaannya kalau pembatasan berdasarkan akun, hari ini kita di IG punya satu akun asli, tapi bisa mempunyai akun-akun palsu. Kita bisa punya ratusan akun yang palsu,' jelas politikus Fraksi PKB ini. Oleh karena itu, pembatasan penggunaan gawai dan akses internet menurut Soleh tidak efektif. Anak tetap bisa menggunakan handphone dan mengakses internet. 'Kalau dibatasi, saya rasa ini tidak ada artinya. Jadi saya merekomendasikan bukan pembatasan, tapi pelarangan secara tegas bagi anak usia di bawah 16 tahun,' tambahnya. Soleh juga merekomendasikan pelarangan penggunaan gawai dan akses internet dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Ia yakin aturan pelarangan ini bisa dilaksanakan karena sudah diterapkan di pesantren. Bagi orang tua santri yang ingin menghubungi anak, mereka bisa melalui pengurus atau ustad yang ditunjuk sebagai penanggung jawab santri. 'Hasilnya maksimal. Manfaat dan dampak dari pelarangan itu sangat bagus. Anak akhirnya bisa fokus belajar dan karakter anak juga bisa terbangun dengan baik,' pungkasnya

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

suaradotcom /  🏆 28. in İD

Gawai Akses Internet Anak Pembatasan Larangan Pesantren Pendidikan

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

DPR RI Usulkan Pelarangan Gawai dan Internet untuk Anak di Bawah 16 TahunDPR RI Usulkan Pelarangan Gawai dan Internet untuk Anak di Bawah 16 TahunAnggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh mengusulkan agar aturan terkait penggunaan gawai dan akses internet bagi anak bukan sekadar pembatasan, melainkan berupa pelarangan secara tegas. Soleh menyatakan bahwa pembatasan penggunaan gawai dan internet bagi anak tidak efektif karena dapat disiasati oleh anak, seperti meminjam akun teman atau menggunakan akun palsu. Oleh karena itu, Soleh merekomendasikan pelarangan penggunaan gawai dan akses internet secara tegas bagi anak di bawah 16 tahun.
Baca lebih lajut »

Ikatan Emosional Antara Orang Tua dan Anak dapat Mencegah Kecanduan GawaiIkatan Emosional Antara Orang Tua dan Anak dapat Mencegah Kecanduan GawaiDokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Julian Raymond Irwen SpKJ, menyatakan bahwa ikatan emosional yang kuat antara anak dengan orang tua dapat mencegah anak terkena adiksi gawai. Ia menekankan pentingnya pendampingan orang tua dalam penggunaan gawai anak, menjadikan aktivitas tersebut seperti pembelajaran, dan menghindari penggunaan gawai berlebihan.
Baca lebih lajut »

Orangtua Diingatkan Kontrol Penggunaan Gawai AnakOrangtua Diingatkan Kontrol Penggunaan Gawai AnakGawai sekarang telah menjadi bagian dari kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak sehingga penggunaannya tidak bisa sepenuhnya dihindari
Baca lebih lajut »

Psikolog Minta Peran Aktif Orang Tua Awasi Penggunaan Gawai bagi AnakPsikolog Minta Peran Aktif Orang Tua Awasi Penggunaan Gawai bagi AnakRose tidak mempersoalkan dengan adanya kebijakan anak mengunakan gawai tetapi orang tua harus tetap memantau dan mengarahkan anak-anaknya
Baca lebih lajut »

Kominfo Usulkan Belajar Sekolah Tanpa Gawai, Dukung Rencana Pembatasan Penggunaan Gadget AnakKominfo Usulkan Belajar Sekolah Tanpa Gawai, Dukung Rencana Pembatasan Penggunaan Gadget AnakMenteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Arifah Sekar mengusulkan agar proses belajar mengajar di sekolah kembali dilakukan secara manual dan tidak lagi menggunakan gawai. Usulan ini mendukung rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membatasi penggunaan gawai oleh anak. Arifah menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu'ti dan juga mengusulkan adanya buku penghubung antara sekolah dan orang tua.
Baca lebih lajut »

Kapan Sih Anak Boleh Dibelikan Gawai SendiriKapan Sih Anak Boleh Dibelikan Gawai SendiriWaktu terbaik membelikan gawai pertama untuk anak saat mereka sudah dapat bertanggung jawab atas barang yang ia miliki
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-12 21:32:00