Sebagian korban di Wamena meninggal mengenaskan.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Salah seorang anak perantau Minang korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, yang berasal dari Sungai Rampan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat bernama Gian hingga kini tidak percaya akan kabar bahwa ibu dan adiknya meninggal dunia dengan cara mengenaskan
Baca Juga Akan tetapi, dia terpaksa harus bersabar menerima kenyataan pahit itu dan bersyukur karena ibu dan adiknya bisa dibawa pulang dan Gian bisa melihat mereka untuk yang terakhir kalinya. Gian merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara, namun sekarang tinggal sendiri dan terpaksa mengikhlaskan kepergian adiknya yang baru berumur delapan tahun akibat kerusuhan di Wamena.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ananda Badudu: Saya Suarakan Kebenaran karena Saya Bukan Pinokio'Poin utama adalah kebenaran itu harus disuarakan seberapa pun itu sulit, seberapa pun itu berisiko karena saya bukan pinokio,' kata Ananda Badudu.
Baca lebih lajut »
Tanggapi Somasi Polda, Ananda Badudu: Saya Tidak Akan Lari, Saya Bukan PinokioAnanda Badudu mengaku akan mengungkapkan kebenaran jika akhirnya pihak Polda Metro Jaya harus memanggilnya kembali terkait somasi tersebut.
Baca lebih lajut »
Rapat Paripurna Akhir DPR Dihujani Interupsi soal WamenaRapat paripurna akhir masa bakti DPR 2014-2019 dihujani interupsi. Sejumlah anggota dewan menyoroti masalah kerusuhan yang terjadi di Wamena. Wamena DPR
Baca lebih lajut »
24 Warga Sulsel Tewas Akibat Rusuh di Wamena, 1.300 Orang MengungsiGubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyampaikan 24 warga Sulsel meninggal dunia saat kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua, pecah. Selain itu, 1.300 warga Sulsel mengungsi dari Wamena. Wamena KerusuhanWamena
Baca lebih lajut »