Film Joker hanya untuk orang dewasa tertentu yang kuat secara mental dan mampu menghadapi dan menanggulangi masalahnya secara baik.
PSIKIATER menyebut film Joker hanya untuk orang dewasa tertentu yang kuat secara mental dan mampu menghadapi dan menanggulangi masalahnya secara baik.
"Itu untuk orang dewasa yang kuat secara mental, kalau dia pernah di-"abuse" waktu kecil itu bisa terbangkitkan," kata Heriani. Dia juga menyarankan bagi yang ingin menonton film Joker jangan sendirian karena akan membuat kisah di film tersebut terngiang-ngiang dalam ingatan. Meskipun Joker bagian dari film super hero DC Comics, jelas film Joker banyak adegan kekerasan yang sadis sehingga tidak diperuntukkan bagi anak kecil bahkan remaja.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Singgung Akses Pengobatan, Dokter Jiwa Kaitkan dengan Film JokerFilm Joker juga punya hal penting yang dapat dipelajari. Salah satunya pembelajaran untuk pemerintah soal regulasi penanggungan biaya pengobatan untuk kesehatan jiwa. HariKesehatanJiwaSedunia Joker via detikHealth
Baca lebih lajut »
'Joker' Ada di 10 Besar Film Terbaik Sepanjang MasaLabel 'Joker' sebagai salah satu film terbaik diberikan oleh situs film IMDb. 'Joker' pun diselipkan masuk dalam daftar terbaik sepanjang masa. Wow, mantap! Joker via detikhot
Baca lebih lajut »
'Joker' Meledak, Warner Bros Disebut Siap Geber Film Solo Two FaceVillain semesta DC Comics sepertinya akan ditreatment spesial menyusul 'Joker' Todd Phillips meledak di pasaran dengan kritik positif pula.
Baca lebih lajut »
Indiskop, Nonton Film di Tengah Pasar Hanya Rp 18 RibuSaat ini, Indiskop punya dua studio dengan empat jam tayang setiap harinya.
Baca lebih lajut »
Terpengaruh oleh Film JokerPengaruh film Joker akan berlangsung sesaat terhadap penonton, menurut psikiater.
Baca lebih lajut »
Popularitas Film Joker Dibayangi Stigma Negatif Gangguan Jiwa'Film Joker berusaha menjelaskan latar belakang mengapa Joker berkembang menjadi monster. Namun, saya khawatir bahwa penggambarannya akan menambah stigmatisasi lebih lanjut..' via detikHealth
Baca lebih lajut »