Pemerintah memprediksi puncak arus lalu lintas Natal dan Tahun Baru 2024-2025 pada tanggal 21 dan 28 Desember 2024. Masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem dan mempersiapkan perjalanan dengan matang.
Pemerintah memprediksi puncak arus lalu lintas Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 pada tanggal 21 dan 28 Desember 2024. Masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi selama bulan Desember dan Januari. Keselamatan, keamanan, dan kelancaran perjalanan mesti diperhatikan selama libur akhir tahun tersebut.
Dosen Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, saat dihubungi, Selasa (17/12/2024), menjelaskan, kendati lalu lintas mudik Natal dan tahun baru tak sepadat musim mudik Lebaran, tetapi beberapa simpul atau titik krusial dengan potensi kemacetan akan terjadi. Simpul krusial ini antara lain akan terjadi di kawasan penyeberangan seperti Pelabuhan Merak-Bakauheni dan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Simpul lainnya adalah Pelabuhan Telaga Punggur, Batam, menuju Pelabuhan Pakning, Bengkalis, Riau. Agar terhindar dari kemacetan, warga mesti menentukan waktu keberangkatan dengan tepat. Para penumpang menunggu jadwal pemberangkatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (17/12/2024). ”Kemacetan akhir tahun yang sudah diprediksi tersebut harus disikapi dengan bijak oleh masyarakat,” katanya. Menurut Djoko, masyarakat perlu menyiapkan mudik secara matang, mulai dari perencanaan jadwal perjalanan, transportasi, biaya, hingga aspek keselamatan pribadi ataupun anggota keluarga yang ikut mudik. Bagi masyarakat yang hendak menggunakan kendaraan pribadi, kesehatan fisik menjadi aspek krusial yang perlu disiapkan selain kelaikan kendaraan. Para perusahaan otobus pariwisata harus memastikan pengemudinya dalam kondisi prima serta menyiapkan pengganti yang kompeten. Sebab, potensi kepadatan lalu lintas dan macet bisa membuat jam kerja pengemudi menjadi lebih panjang. Sebelum menentukan waktu perjalanan, masyarakat mesti memperhatikan berbagai informasi penting. Kelengkapan informasi ini meliputi ramalan cuaca, prediksi puncak arus perjalanan liburan, titik-titik krusial, tempat istirahat ketika “Yang perlu diperhatikan sekarang musim huja
Lalu Lintas Natal Tahun Baru Musim Hujan Perjalanan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Survei Pergerakan Natal Tahun Baru 2024-2025: Masa Liburan Akhir Tahun yang Lebih PanjangPergerakan masyarakat pada masa pergantian tahun kali ini meningkat lebih banyak dari tahun sebelumnya. Masa liburannya pun diperkirakan menjadi lebih panjang.
Baca lebih lajut »
196 Kilometer Jalan Tol Baru Beroperasi di 2024, Mendukung Mudik Natal dan Tahun BaruKementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan terdapat 196 km ruas jalan tol baru beroperasi di tahun 2024. Penambahan ini menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan layanan transportasi jalan, termasuk mendukung kelancaran mudik selama periode Nataru 2024-2025.
Baca lebih lajut »
7 Ruas Tol Baru Siap Beroperasi Fungsional Saat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025Kementerian PUPR akan membuka operasional fungsional 120,4 kilometer jalan tol baru di Jawa dan Sumatera untuk mendukung arus mudik Nataru 2024/2025.
Baca lebih lajut »
KAI Tanjungkarang Buka Penjualan Tiket KA Kualastabas untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025Penjualan tiket dimulai pada Kamis, 12 Desember 2024, pukul 00.00 WIB.
Baca lebih lajut »
Tidak Ada Tambahan Cuti Bersama di Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito mengkonfirmasi bahwa tidak ada tambahan cuti bersama untuk libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Pemerintah telah menetapkan 10 hari cuti bersama secara nasional dan hanya tersisa 2 hari hak cuti tahunan bagi karyawan swasta.
Baca lebih lajut »
Beban Puncak Listrik Diprediksi Tembus 39 GW Saat Natal dan Tahun Baru 2024/2025Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan kelistrikan andal selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dia memprediksi beban puncak listrik sebesar 39 gigawatt (GW).
Baca lebih lajut »