Pramoedya Ananta Toer, Kenangan dalam Arsip dan Buku

Pramoedya Ananta Toer Berita

Pramoedya Ananta Toer, Kenangan dalam Arsip dan Buku
Seabad Pramoedya Ananta ToerOrde BaruTapol Buru
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 229 sec. here
  • 11 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 116%
  • Publisher: 70%

Tanggal 6 Februari 2025 bertepatan dengan 100 tahun kelahiran sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Mari, mengenangnya dari catatan di buku dan arsip.

Sekitar pukul 20.00 WIT, Pramoedya Ananta Toer menutup dan mengunci pintunya di kamp tahanan Pulau Buru, Maluku. Ia lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Belum lama terlelap, pintu kamarnya diketuk., Pram—sapaan akrabnya—menulis ada beberapa wartawan yang datang menemuinya di pengasingan tersebut. Satu di antaranya ialah wartawan harianPada Desember 1977, pemerintah memang membawa rombongan 17 wartawan luar negeri dan 15 wartawan Indonesia menyaksikan 1.

Bertahun-tahun kemudian, Sindhunata berulang tahun yang ke-70. Sejumlah kenalan merayakannya di Kompleks Omah Petroek, Sleman, Yogyakarta, Minggu . Saat itu, ia bercerita, Pram memintanya membawa sesuatu keluar dari Pulau Buru.Sindhunata mengiyakan. Ia menyelipkan dokumen di dalam kopernya. Karena sangat takut dan tak berani membawanya terlalu lama, dokumen itu kemudian diserahkan kepada seorang wartawan asing di Jakarta.

Bahkan, ancaman pelenyapan itu datang dari sesama tapol sendiri. Para tapol tak bisa bebas membaca teks selama masa tahanan. Hanya kitab suci yang bebas dibaca dan dibawa. Itu dilakukan di sela-sela aktivitas sebagai tahanan. Saat itu, tapol turut dipekerjakan untuk membangun Pulau Buru. Pram mencontohkan teman sesama tahanannya yang sarjana sastra Inggris.

”...karena bagaimanapun dia akan berguna bagi kepentingan nasional. Tapi apa yang terjadi? Dihancur-binasakan,” tulis Pram, masih diPengunjung memperhatikan karya cukil wajah sastrawan ternama Pramoedya Ananta Toer bertajuk "Cukil 1000 wajah Pram" di kawasan Alun-Alun Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 14 September 2018. Gelar karya tersebut bagian dari festival Cerita dari Blora yang mengangkat sastra dan seni tradisi dari kabupaten itu.

Protes tersebut, lanjut Rendra, bukan kepada Pram. Ia memprotes The Ramon Magsasay Foundation yang menjunjung nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia lantaran memilih Pram. Dalam sesi wawancara dengan Kees Snoek, Pram ditanya soal ide-ide Marxisme. Pram menjawab tak pernah mempelajari ajaran Karl Marx. “Saya dalam pandangan saya hanya berpihak pada yang adil, benar. Itu saja,” kata Pram.

“Maka itu, menurut saya, bagaimanapun jeleknya demokrasi sebagai sistem, toh lebih baik dari pada yang ada. Sebab, manusia punya hak untuk bicara,” kata Pram.Pramoedya Ananta Toer tersenyum bahagia memegang Medali Pablo Neruda yang diserahkan oleh James Sinclair , Duta Besar Chile untuk Indonesia di rumah dinasnya di Jakarta, 3 Agustus 2004.

Rena Rachmawati dan Lydia Christian , mencatat, selama hidup, Pram menulis 70 judul buku. Sebanyak 24 judul diterjemahkan ke bahasa asing. Setidaknya 139 judul buku terjemahan karya Pram terbit di berbagai negara. Itu belum termasuk artikel dan tulisan yang belum sempat dibukukan. Namun, saat ia dengarkan kembali rekaman, Pram merasa suaranya terkesan otoriter. Ia khawatir anak-anaknya takut mendengarnya.

Sebagai seorang penulis yang dianggap membahayakan rezim, ia sempat dilarang melakukan aktivitas tulis-menulis selama mendekam di penjara. Kecaman datang dari berbagai lembaga dan intelektual dunia. Baru setelah 1973 ia mendapat izin menulis di penjara., beberapa catatannya turut dibaca tapol lain. Catatan itu kemudian beredar dari tangan tapol satu ke tapol lain. Ada yang selamat, ada yang selamat dengan keadaan tidak optimal, hancur, dan ada pula yang dilenyapkan.

Lucas Tumiso, teman tahanan Pram di Pulau Buru, menjadi salah satu saksi proses penulisan dan penyelamatan roman. Dalam sebuah wawancara dengan Falcon Pictures, Lucas menyebut Pram sedikitnya merangkap enam tulisannya.Selain alasan keamanan, rangkap tulisan itu dibuat untuk bahan koreksi kepada teman-teman dekat Pram di tahanan. Dengan demikian, kertas begitu banyak dibutuhkan. Saat persediaan kertas habis, kertas semen dipotong sedemikian rupa untuk menulis.

Pram pun menyinggung bagaimana pemerintah memperlakukan perpustakaan yang ia bangun sekitar 20 tahun. Saat ditangkap dari rumahnya, Pram berpesan agar menyelamatkan perpustakaan dan dokumentasinya. Bahkan, ia menyilakan pemerintah jika ingin mengambil, asal diselamatkan. Di sisi lain, arsip tulisannya di rumah dirampas oleh Marine Belanda. ”Itu dirampas pada tanggal 23 Juli tahun 1947,” kata Pram .Pramoedya terpilih sebagai penerima penghargaan Ramon Magsaysay di bidang penulisan sastra dan jurnalistik dari Yayasan Penghargaan Ramon Magsaysay, Rabu , di Manila, Filipina. Penghargaan ini memantik perdebatan di dalam negeri, terutama di kalangan seniman dan penulis.edisi Senin , dalam esainya mengakui karya-karya Pram.

Ia menyebut Pramoedya pernah memimpin kampanye antikarya-karya seniman nonkomunis pada permulaan tahun 1960-an. Ia menulis dirinya termasuk korbannya. Pram ia sebut tidak pernah menyesali perbuatannya secara terbuka.Protes tersebut tak berpengaruh. The Ramon Magsaysay Foundation tetap memberikan hadiah kepada Pram.

Snoek pun menyinggung soal pandangan Pram terhadap sistem di sebuah negara. Pram menyebut komunisme sebagai sistem politik tidak demokratis.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Seabad Pramoedya Ananta Toer Orde Baru Tapol Buru Sastrawan Pramoedya Ananta Toer X-Hide-Give-Me-Perspective Utama

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Merayakan Keberanian dan Perlawanan100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Merayakan Keberanian dan PerlawananIndonesia merayakan 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer dalam gerakan SeAbadPram pada 2025. Perayaan ini menandai kontribusinya sebagai sastrawan, pemikir, jurnalis, dan pejuang bangsa. Festival peluncuran akan digelar di Blora, kota kelahiran Pram, dari 6-8 Februari 2025.
Baca lebih lajut »

Mengenang 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, Begini Sosoknya di Mata Budayawan dan SenimanMengenang 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, Begini Sosoknya di Mata Budayawan dan SenimanMeskipun telah tiada, Pramoedya Ananta Toer selalu dikenang dalam dunia sastra, terutama oleh budayawan dan seniman.
Baca lebih lajut »

100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Kisah Kehidupan Sang Sastrawan Legendaris100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Kisah Kehidupan Sang Sastrawan LegendarisRayakan 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer dengan kisah menarik tentang kehidupannya, perjuangannya, dan kontribusinya dalam dunia sastra Indonesia.
Baca lebih lajut »

Indonesia Rayakan Satu Abad Kelahiran Pramoedya Ananta ToerIndonesia Rayakan Satu Abad Kelahiran Pramoedya Ananta ToerMerayakan satu abad kelahiran sastrawan Indonesia ternama, Pramoedya Ananta Toer, berbagai acara digelar di Blora, Jawa Tengah.
Baca lebih lajut »

Sastra dan Perlawanan Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Lahir Seabad LaluSastra dan Perlawanan Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Lahir Seabad LaluTERLAHIR sebagai putra sulung keluarga guru nasionalis di Blora 6 Februari 1925 Pramoedya Ananta Toer menempuh pendidikan dasar di Institut Boedi Oetomo Blora yang dipimpin ayahnya
Baca lebih lajut »

Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer Bakal Digelar di BloraFestival Seabad Pramoedya Ananta Toer Bakal Digelar di BloraFestival Seabad Pramoedya Ananta Toer yang akan berlangsung di Blora menjadi pembuka rangkaian perayaan warisan-warisan bagi sastrawan penulis Tetralogi Buru. Beragam seniman dari Jakarta dan Blora akan mengisi acara, termasuk Happy Salma yang akan menampilkan monolog.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-16 08:43:13