Artikel ini membahas dampak program SMA unggulan yang diinisiasi pemerintahan era Prabowo Subianto. Program ini dinilai berpotensi memperlebar kesenjangan pendidikan karena memberikan keistimewaan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri bagi lulusan SMA unggulan. Artikel ini juga menyoroti ketimpangan kontribusi dan penerimaan terhadap kekayaan nasional, menunjukkan bahwa 10 persen orang terkaya menguasai 77 persen kekayaan nasional, sementara kontribusi mereka terhadap pendapatan negara tidak mencapai 9 persen.
Pemerintahan era Prabowo Subianto berambisi membuat SMA unggulan. Rupanya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi juga sudah membuat ”hilirisasi” bahwa lulusan sekolah unggulan tersebut akan mendapatkan keistimewaan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Nah, ambisi membuat SMA unggulan justru potensial mempertajam kesenjangan, terutama jika para siswanya mendapatkan fasilitasi untuk kuliah di luar negeri. Padahal, kiprah mereka untuk negara ini belum terjamin.3 Desember 2024 disebutkan dengan terang bahwa meski wajib mengabdi ke Tanah Air, banyak juga dari penerima beasiswa pendidikan justru tidak pulang ke Indonesia. Andai tidak memilih jalur beasiswa, karena keistimewaan kemampuan dan relasi, besar kemungkinan mereka kuliah di luar negeri.
Malah, kebanyakan sekolah berlabel unggulan sudah dimulai sejak pendirian sekolah tersebut. Bagaimana mungkin sekolah berlabel unggulan bahkan sejak belum berdiri? Setidaknya, begitulah cara kita mengerti hasil studi Tom J Parkins . Malah, ada kesimpulan, lebih dari 40 persen sekolah kekurangan infrastruktur minimum. Selain lintasan yang belum memadai, para pelatih pun perlu diperhatikan. Dalam hal ini, terjadi penilaian yang tidak adil. Kita memuja sekolah unggulan dan meremehkan sekolah nonunggulan. Kita abai pada proses yang terjadi di balik itu semua.
Begitulah seharusnya kita memahami PISA 2018 bahwa hampir 70 persen siswa tidak mampu dalam keaksaraan dasar meski beberapa dari mereka sangat unggul menjadi kampiun olimpiade internasional. Namun, tidak adil bukan? Jangan lengah, ketidakadilan bisa mengancam bangsa ini.
Padahal, sejauh ini, cenderung dipahami bahwa praktik sekolah unggulan adalah kurikulum tersembunyi supaya orang kaya tetap kaya. Malah, menurut Unicef , hampir setengah dari anggaran pendidikan hanya dinikmati 10 persen penduduk. Bahkan, sekitar 20 persen siswa kaya menerima 18 kali lebih banyak aneka fasilitas daripada 20 persen siswa miskin.Dampaknya, terjadi ketimpangan yang sangat tinggi antara pencapaian pendidikan orang miskin dan orang kaya.
Dalam studi itu disebutkan bahwa sekolah yang mengandalkan kualitas pembelajaran hanya 1 persen. Sisanya , hanya mengandalkanKita memilih generasi unggul dan menempatkannya pada komunitas yang sejenis. Sesama generasi unggul ini kemudian berkolaborasi dan bersaing secara sportif. Itulah yang membuat sekolah menjadi berlabel unggulan. Dalam hal ini, tanpa pembuktian dan portofolio di awal, sekolah bisa dengan sekejap berubah menjadi sekolah unggulan.
KESENJANGAN PENDIDIKAN KEUKURANAN BEASISWA SMA UGGULAN
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pengertian, Jenis-Jenis, dan Tantangan Sekolah Menengah AtasArtikel ini membahas tentang pengertian, jenis-jenis, dan tantangan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Gelembung Gas Nano: Revolusi dalam PengobatanArtikel ini membahas tentang gelembung gas nano (NBs) dan potensi mereka dalam merevolusi pengobatan penyakit.
Baca lebih lajut »
Zodiak Musuh BebuyutanArtikel ini membahas tentang beberapa kombinasi zodiak yang dikenal memiliki ketegangan dan potensi konflik besar.
Baca lebih lajut »
Megathrust: Ancaman Gempa Bumi di IndonesiaArtikel ini membahas tentang gempa megathrust, mekanisme terjadinya, dampaknya, dan potensi yang dimilikinya di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Mengenal Ciri-ciri Artikel dan Cara Membuatnya yang EfektifPelajari ciri-ciri artikel yang baik dan tips menulis artikel yang menarik. Pahami struktur, jenis, dan kaidah kebahasaan artikel secara lengkap di sini.
Baca lebih lajut »
Peluang Studi di Indonesia: PTN vs PTSArtikel ini membahas peluang studi di Indonesia, khususnya di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Diakui bahwa PTN memiliki jumlah yang terbatas sehingga tidak dapat menampung seluruh lulusan SMA, MA, dan SMK setiap tahun. Artikel ini menyarankan alternatif bagi siswa yang ingin melanjutkan studi, seperti PTS atau studi ke luar negeri. Selain itu, artikel ini juga membahas program Merdeka Belajar yang diluncurkan pemerintah untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk memiliki pengalaman di luar kampus.
Baca lebih lajut »