Sabun lerak menjadi alternatif untuk menjaga lingkungan agar tak semakin tercemar oleh limbah detergen. Namun, keberadaan sabun tradisional ini kurang mendapat perhatian karena proses pembuatannya masih konvensional dan belum banyak diminati masyarakat.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Politeknik Negeri Semarang menciptakan alat pengupas biji lerak otomatis. Alat ini juga bisa diseting kecepatannya sesuai tingkat kekeringan biji lerak.
Menurutnya, alat yang baru diciptakan itu mampu meningkatkan jumlah produksi hingga lebih dari 50% dengan waktu lebih cepat. Peralatan tersebut juga sangat cocok untuk UMKM yang lokasi produksinya menyatu dengan tempat tinggal.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Produsen Mobil Minta Pelat Kendaraan Listrik DibedakanPembedaan pelat agar memudahkan mengetahui mana kendaraan yang ramah lingkungan dengan yang tidak ramah lingkungkan.
Baca lebih lajut »
Grab Perluas Layanan GrabWheels ke Kampus ITBGrab memperluas penggunaan GrabWheels sebagai moda transportasi ramah lingkungan di ITB.
Baca lebih lajut »
Kampung Batik Laweyan Terapkan Eco Culture Creative BatikProgram ini sudah dibuat agar limbah batik bisa lebih ramah lingkungan.
Baca lebih lajut »
ITB Kembangkan 3 Jenis Mobil ListrikKendaraan listrik untuk memenuhi kebutuhan sarana transportasi yang ramah lingkungan.
Baca lebih lajut »
Pertamina EP Dukung Perajin Batik Ramah LingkunganPertamina EP memberikan bantuan IPAL kepada perajin batik Pratiwi Krajan.
Baca lebih lajut »
Laweyan berambisi jadi Eco Culture Creative Batik, ini yang dilakukanKampung Batik Laweyan yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah, mulai menerapkan konsep Eco Culture Creative Batik agar lebih ramah lingkungan.\r\n\r\n"Program ...
Baca lebih lajut »