Islamofobia di Barat menempatkan jilbab sebagai senjata.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan akibat terciptanya Islamofobia, jilbab yang dikenakan Muslimah dianggap orang lain seolah-olah merupakan sebuah senjata. Hal ini dia sampaikan saat berbicara pada sesi Sidang Umum PBB ke-74 di New York, Jumat .
Baca Juga Imran Khan mengungkapkan, terdapat 1,3 miliar Muslim di dunia. Jutaan Muslim tinggal di Amerika Serikat , dan negara-negara Eropa sebagai minoritas. "Mengapa ini dimulai? Karena para pemimpin Barat tertentu menyamakan terorisme dengan Islam, menyebutnya terorisme Islam dan Islam radikal. Apa itu Islam radikal? Hanya ada satu Islam," ucapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PM Pakistan Ingatkan Ancaman Pertumpahan Darah Di KashmirPakistan berusia 66 tahun itu juga menuduh pasukan India menyiapkan genosida begitu jam malam militer dinaikan.
Baca lebih lajut »
Partai Arab Israel Ubah Haluan, PM Netanyahu Berpeluang MenangPartai Arab Israel mendadak membatalkan koalisinya dan menolak mendukung Benny Gantz, pesaing utama PM Benjamin Netanyahu dalam pemilu Israel.
Baca lebih lajut »
Di PBB, JK-PM Saint Vincent Bahas Kerja Sama TeknikJK berharap dua negara tetap menjaga kerja sama dalam perdagangan
Baca lebih lajut »
Didesak Parlemen, PM Inggris Boris Johnson Tolak MundurPerdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menepis seruan untuk mengundurkan diri.
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Prihatinkan Pernyataan PM InggrisSejumlah pejabat Uni Eropa mengecam Bahasa yang digunakan PM Inggris Boris Johnson terkait Brexit. Mereka menilai, kata-kata seperti tunduk dan berkhianat yang diucapkan Johnson di parlemen tidak pant
Baca lebih lajut »
Hubungan PM Inggris dan Pebisnis AS Diadukan ke Sebuah Lembaga PengamatPerdana Menteri Inggris Boris Johnson yang sedang terpuruk, kini diadukan ke sebuah lembaga penyelidik terkait hubungannya dengan seorang pebisnis perempuan berkewarganegaraan Amerika. Perusahaan wa
Baca lebih lajut »