Artikel ini membahas pentingnya penerapan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan humanis, khususnya di sekolah berbasis keragaman. Artikel ini juga menyinggung tantangan dan peluang dalam implementasi sila kedua, serta peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan menghindarkan intoleransi.
Sila kedua Pancasila , Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, merupakan prinsip dasar yang menegaskan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sila tersebut berfungsi sebagai pedoman membangun masyarakat berkeadilan dan berkeadaban, tanpa diskriminasi berdasarkan ras, agama, atau latar belakang sosial.
Implementasi sila kedua pada lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah berbasis keragaman etnik, agama, dan ras, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan humanis. \Secara filosofis, sila kedua Pancasila berakar pada konsep humanisme universal yang menekankan bahwa setiap manusia memiliki nilai intrinsik yang dihormati dan dijunjung tinggi. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (1935) yang menempatkan pendidikan sebagai alat pembebasan dan pencerdasan manusia dalam konteks keberagaman budaya. Pendidikan sebagai salah satu fondasi pembangunan bangsa, memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan di setiap aspek pembelajaran. Kasus-kasus intoleransi di lingkungan pendidikan hingga saat ini masih menjadi permasalahan serius, baik dalam bentuk perundungan berbasis agama maupun segregasi sosial yang terjadi secara implisit. \Oleh karena itu, implementasi sila kedua perlu ditekankan dalam kebijakan pendidikan, kurikulum, serta praktik pembelajaran di sekolah. Sekolah sebagai lembaga formatif bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang menjunjung tinggi penghargaan terhadap perbedaan. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam sila kedua Pancasila, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR RI No. I/MPR/2003, memberikan arah bagi sekolah dalam membuat lingkungan inklusif dan adil
Pancasila KEMANUSIAAN INKLUSIF PENDIDIKAN TOLERANSI
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Bird of A Different Feather: Mengoyak Tabir Pendidikan Inklusif dalam 95 MenitBird of A Different Feather jadi film pembuka dalam ajang Alternativa Film Awards and Festival 2024 di Yogyakarta.
Baca lebih lajut »
Pendidikan inklusif jadi jembatan difabel di Cirebon raih kesetaraanDi sudut Desa Tuk Karangsuwung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, cahaya mentari menyusup melalui celah dedaunan.Di beranda rumahnya, Muhammad Hafidz Habibie ...
Baca lebih lajut »
Sistem Penerimaan Murid Baru Harus Wujudkan Layanan Pendidikan yang InklusifLANGKAH penyempurnaan sistem penerimaan murid baru harus mampu mewujudkan peningkatan layanan pendidikan yang inklusif demi membuka kesempatan belajar yang sama bagi setiap anak bangsa
Baca lebih lajut »
Waka MPR: Sistem Penerimaan Murid Baru Harus Wujudkan Layanan Pendidikan yang InklusifJPNN.com : Sistem penerimaan murid baru harus mampu mewujudkan peningkatkan layanan pendidikan yang inklusif.
Baca lebih lajut »
Pendidikan Antroposen: Sebuah Pendekatan Transformatif dalam Menghadapi Krisis GlobalArtikel ini membahas konsep pendidikan Antroposen yang menekankan aktivisme lingkungan dan kontekstualisasi pembelajaran terhadap isu-isu lokal. Pendidikan Antroposen dianggap penting dalam menghadapi krisis global dan tantangan pendidikan seperti PISA 2025. Artikel ini juga menyoroti kendala dalam implementasi pendidikan lingkungan hidup di Indonesia serta perlunya reformasi pendidikan yang berorientasi tindakan dan transformatif.
Baca lebih lajut »
Polisi Tangkap 3 Pengelola Bimbel di Makassar Gara-gara Artikel Biaya Pendidikan AkpolPolda Sulsel menangkap tiga pengelola bimbel karean memuat artikel dengan kata kunci biaya pendidikan Akpol. Dituduh menyebarkan hoaks.
Baca lebih lajut »