Peneliti Korsel menggunakan sampah untuk pelajari Korut.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Ketika ombak menyapu sampah ke pantai-pantai garis depan pulau-pulau Korea Selatan, Kang Dong Wan sedang memburu harta karunnya. Dia menanti sampah dari Korea Utara yang mengintip masuk ke wilayah tersebut.
Baca Juga Pria berusia 48 tahun itu terpaksa beralih ke metode pengumpulan informasi yang rumit karena Covid-19 telah mempersulit orang luar untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam Korea Utara. Keanekaragaman, jumlah, dan peningkatan kecanggihan sampah, diyakini menegaskan laporan media pemerintah Korea Utara bahwa pemimpin Kim Jong-un mendorong produksi berbagai jenis barang konsumsi dan sektor desain industri yang lebih besar.
Sebelum pandemi Covid-19, Kang secara teratur mengunjungi kota-kota perbatasan Cina untuk bertemu dengan warga Korea Utara yang tinggal di sana. Dia juga membeli produk Korea Utara dan memotret desa-desa Korea Utara di seberang perbatasan sungai. Kang kagum melihat puluhan jenis bahan kemasan warna-warni, masing-masing untuk produk tertentu seperti bumbu, es krim, kue makanan ringan, dan produk susu serta yogurt. Banyak yang membawa berbagai elemen grafis, karakter kartun, dan font huruf. Beberapa masih tampak ketinggalan zaman menurut standar Barat dan merupakan peniru nyata dari desain Korea Selatan dan Jepang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tak Perlu Sadap, Warga Korsel Cari Informasi Soal Korut Lewat SampahKang Dong Wan, warga Korsel, punya kebiasaan unik berburu sampah yang ia sebut 'harta karun'. Sampah itu ia kumpulkan untuk mengetahui kehidupan di Korea Utara.
Baca lebih lajut »
Tak Perlu Sadap, Warga Korsel Cari Informasi Soal Korut Lewat SampahKang Dong Wan, warga Korsel, punya kebiasaan unik berburu sampah yang ia sebut 'harta karun'. Sampah itu ia kumpulkan untuk mengetahui kehidupan di Korea Utara.
Baca lebih lajut »
Saat Berlari dan Berjalan Santai Gunakan Sepatu Berbeda, Ini Alasannya |Republika OnlineAda perbedaan kekuatan kaki saat dalam kondisi berpijak pada tanah.
Baca lebih lajut »
Tomohon Miliki Pusat Pengelolaan Sampah Organik Terpadu |Republika OnlinePencanangan pusat pengelolaan sampah organik terpadu ini merupakan langkah strategis.
Baca lebih lajut »
Lindungi Anak, Komnas PA Dukung Pelabelan BPA |Republika OnlineKomnas Perlindungan Anak tetap konsisten memperjuangkan hak-hak anak.
Baca lebih lajut »
Ombudsman Sarankan Ojol Hingga Tukang Bengkel Turut Terima BSU |Republika OnlinePemerintah telah menyiapkan dana Rp 8,8 triliun untuk program BSU.
Baca lebih lajut »