PBI Turunkan Suku Bunga: Insentif untuk Pasar Obligasi dan Rupiah

Ekonomi Berita

PBI Turunkan Suku Bunga: Insentif untuk Pasar Obligasi dan Rupiah
BANK INDONESIASUKU BUNGOBLIGASI
  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 190 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 96%
  • Publisher: 83%

Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan, diprediksi akan memacu pasar obligasi domestik. Langkah BI ini diharapkan dapat menarik minat investor dan mendukung stabilitas Rupiah.

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bung a acuan baru-baru ini diproyeksikan akan memberikan angin segar bagi pasar obligasi domestik. Langkah ini dinilai dapat meningkatkan minat investor terhadap obligasi, baik dari kalangan institusional maupun individu. Penurunan suku bung a biasanya berdampak positif pada harga obligasi di pasar sekunder. Obligasi dengan kupon tetap menjadi lebih menarik karena memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan suku bung a baru.

Penurunan suku bunga BI juga berpotensi mendorong peralihan dana dari deposito ke obligasi. Dengan imbal hasil deposito yang semakin kecil, investor ritel kemungkinan akan melirik obligasi pemerintah maupun korporasi sebagai alternatif investasi.\Merujuk riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Jumat (17/1/2025), selisih antara imbal hasil US Treasury dan INDO GBs untuk seri 10Y telah menyempit, memberikan tekanan lebih lanjut pada Rupiah. Arus masuk asing ke pasar obligasi menurun tajam pada kuartal IV 2024 dan hingga awal 2025, didorong oleh kinerja ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan dan meningkatnya ekspektasi kebijakan proteksionis di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Hal ini juga berdampak pada pasar ekuitas, dengan arus keluar yang signifikan tercatat pada kuartal IV 2024 dan YTD 2025, menambah tantangan pasar modal. Meskipun terjadi kenaikan tajam dalam imbal hasil US Treasury, imbal hasil riil pada US Treasury 10Y hanya 2,0%, sedangkan INDO GB 10Y menawarkan imbal hasil riil sebesar 5,7%, didukung oleh inflasi moderat Indonesia. 'Perbedaan imbal hasil yang substansial ini membuat obligasi Indonesia tetap menarik dan memberi ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Secara bersamaan, BI telah secara aktif turun tangan untuk mendukung Rupiah melalui intervensi pasar valas, DNDF, dan pembelian INDO GB di pasar sekunder,' mengutip riset Mirae Asset Sekuritas. \Jaga VolatilitasLangkah-langkah tersebut telah membantu menjaga volatilitas tetap terkendali dan menunjukkan komitmen BI terhadap stabilitas mata uang. Pertimbangan biaya-manfaat mendukung intervensi yang terus-menerus. Pada Januari 2025, BI memegang 24% INDO GB, turun dari puncak pandemi sebesar 27,4% pada Desember 2022 ketika mengakhiri program pembagian beban dengan pemerintah. Pada tahun 2024 saja, BI telah memborong INDO GB senilai Rp 540,5 triliun untuk menstabilkan imbal hasil dan mata uang. Selain itu, BI telah menjaga penerbitan SRBI tetap kuat, dengan SRBI yang beredar mencapai Rp 914,7 triliun per 14 Januari 2025. Lelang bulan Januari menghasilkan Rp 30,0 triliun, termasuk Rp15,0 triliun pada putaran terakhir, dan SRBI dengan imbal hasil lebih tinggi pada 7,23% dari puncaknya di 7,30%. Tindakan ini menyoroti pendekatan langsung BI untuk menjaga Rupiah tetap stabil. Penerbitan Obligasi Korporasi 2025 Diproyeksikan Tembus Rp 144 TriliunPT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan baru surat utang 2025 berkisar Rp 139- Rp 155 triliun, dengn titik tengah pada Rp 144 triliun. Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran menjelaskan, proyeksi itu merujuk pada tren kebutuhan pembiayaan atau refinancing yang masih tinggi. Kebutuhan refinancing diperkirakan masih tinggi seiring dengan nilai surat utang jatuh tempo yang masih besar dengan proyeksi Rp 150,07- Rp 155,66 triliun, pasca tingginya penerbitan bertenor pendek di tahun 2024. Bersamaan dengan itu, aktivitas sektor riil diperkirakan relatif menguat. 'Pertumbuhan ekonomi diperkirakan terdorong oleh kebijakan pemerintah yang lebih ekspansif, dengan inflasi yang diperkirakan masih terkendali,' kata Irmawati. Peluang penerbitan surat utang baru pada 2025 juga mempertimbangkan suku bunga acuan yang lebih rendah sejalan dengan ekspektasi berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter. Di samping itu, likuiditas lembaga keuangan yang semakin ketat mendorong perusahaan mencari alternatif dana yang relatif murah, seperti obligasi korporasi, untuk mendukung leverage keuangan dan permintaan bisnis. 'Ini juga menjadi dorongan bagi lembaga keuangan untuk mencari sumber dana baru untuk disalurkan menjadi kredit atau pembiayaan,' kata Irmawati. Selain itu, premi diperkirakan relatif melandai, seiring dengan leverage keuangan yang membaik akibat suku bunga yang relatif lebih rendah

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

liputan6dotcom /  🏆 4. in İD

BANK INDONESIA SUKU BUNG OBLIGASI RUPIAH INVESTASI

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Rupiah Melemah Setelah The Fed Turunkan Suku BungaRupiah Melemah Setelah The Fed Turunkan Suku BungaRupiah melemah terhadap dolar AS setelah bank sentral AS (The Fed) mengumumkan penurunan suku bunga, meskipun The Fed mengisyaratkan akan lebih hati-hati dalam pemangkasan suku bunga di masa mendatang.
Baca lebih lajut »

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS Setelah BI Turunkan Suku BungaRupiah Melemah Terhadap Dolar AS Setelah BI Turunkan Suku BungaRupiah terpantau melemah di hadapan dolar AS akibat tekanan indeks dolar AS yang kuat, sementara Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan. BI memangkas suku bunga acuannya (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% BI menilai keputusan ini sesuai dengan dinamika global dan dalam negeri serta ruang penurunan suku bunga yang masih terbuka.
Baca lebih lajut »

Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 PersenBank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 PersenBank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Bank Indonesia yakin  keputusan ini akan dapat mendorong perekonomian tanah air yang sedang melemah.
Baca lebih lajut »

BI Turunkan Suku Bunga Acuan, Airlangga Bilang BeginiBI Turunkan Suku Bunga Acuan, Airlangga Bilang BeginiAirlangga Hartarto merespons keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%.
Baca lebih lajut »

BI Turunkan Suku Bunga Acun 25 Basis Poin Menjadi 5,75 PersenBI Turunkan Suku Bunga Acun 25 Basis Poin Menjadi 5,75 PersenBank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi dalam sasaran. Ketetapan ini diambil berdasarkan pertimbangan tingkat inflasi yang diperkirakan tetap rendah dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil. BI juga menerapkan kebijakan makroprudensial longgar untuk meningkatkan kredit perbankan ke sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Baca lebih lajut »

BI Turunkan BI Rate 5,75%, Ini Suku Bunga Deposito Bank Digital TerbaruBI Turunkan BI Rate 5,75%, Ini Suku Bunga Deposito Bank Digital TerbaruBank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 14-15 Januari 2025. Penurunan ini berdampak pada penurunan suku bunga deposito dan kredit. Berikut ini adalah rangkuman CNBC Indonesia Research mengenai tingkatan suku bunga deposito bank digital periode Januari 2025.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-16 07:39:04