5,7 juta korban banjir Pakistan akan menghadapi krisis pangan serius dalam 3 bulan
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan, sekitar 5,7 juta korban banjir Pakistan akan menghadapi krisis pangan serius dalam tiga bulan ke depan. Jumlah korban tewas akibat banjir meningkat pada Senin .
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia , sebelum banjir 16 persen dari populasi Pakistan berada dalam kerawanan pangan sedang atau parah. Namun, pemerintah Pakistan menegaskan, tidak ada kekhawatiran segera tentang persediaan makanan, karena stok gandum cukup untuk bertahan sampai panen berikutnya dan pemerintah mengimpor lebih banyak gandum.
“Kondisi normal terjadi di sebagian besar distrik Baluchistan, sedangkan di Sindh, Sungai Indus mengalir dengan normal,” kata pernyataan OCHA.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menhan Prabowo ke Cianjur Tinjau Lahan Kosong |Republika OnlineLahan seluas 100 hektare ditanami jagung hingga singkong untuk cegah krisis pangan.
Baca lebih lajut »
Empat Desa di Tasikmalaya Terdampak Banjir Luapan Sungai |Republika OnlineTak ada korban jiwa akibat kejadian banjir di Tasikmalaya
Baca lebih lajut »
Jelang Hadapi Chelsea, AC Milan Diterpa Badai Cedera |Republika OnlineMilan tengah bersiap untuk menjalani partai ketiga Grup E Liga Champions vs Chelsea.
Baca lebih lajut »
Mengintip Rumah Bambu, Selter Darurat Banjir Raksasa di PakistanBanjir besar di Pakistan telah menerjang sedikitnya 33 juta penduduk. Butuh waktu hingga enam bulan menunggu air surut yang diperparah mencairnya gletser itu.
Baca lebih lajut »
Korban Meninggal Akibat Kerusuhan di Kanjuruhan Bertambah |Republika OnlinePolres Malang belum bisa mengungkapkan informasi nama dan usia para korban.
Baca lebih lajut »
BNI Salurkan Bantuan Tanggap Darurat, Ringankan Beban Korban Gempa Tapanuli Utara |Republika OnlineBantuan yang dikirim berupa kebutuhan darurat serta Sembilan bahan makanan pokok
Baca lebih lajut »