Papua: Cerita bidan Mama Sina berjibaku sendirian melayani kesehatan masyarakat di pedalaman Asmat Papua

Indonesia Berita Berita

Papua: Cerita bidan Mama Sina berjibaku sendirian melayani kesehatan masyarakat di pedalaman Asmat Papua
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 BBCIndonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 298 sec. here
  • 6 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 122%
  • Publisher: 50%

Cerita seorang bidan perempuan yang berjibaku sendirian di sebuah kampung terisolasi di pedalaman Asmat, Papua Selatan. Sebuah potret kecil permasalahan pelayanan kesehatan ibu dan anak Orang Asli Papua di tengah tingginya prevalensi gizi buruk dan stunting di sana.

Cerita seorang bidan perempuan yang berjibaku sendirian melayani kesehatan masyarakat di sebuah kampung terisolasi di pedalaman Asmat, Papua Selatan. Sebuah potret kecil permasalahan pelayanan kesehatan ibu dan anak Orang Asli Papua di tengah tingginya prevalensi gizi buruk dan stunting di sana.

Wajah Fransina lalu mengeras. “Sampai terakhir, saya minta tolong ke dokter, ‘tolong pasien yang sakit parah ini’,” ungkapnya kepada saya seraya menunjukkan foto kondisi terakhir sang pasien yang didiagnosa kanker hati. Lalu dia menggeleng seraya tangannya menunjuk ‘dua armadanya’ – pemberian Dinas Kesehatan setempat – yang tergeletak rusak di bibir sungai.Beberapa kali digunakan mengantar pasien ke puskesmas terdekat, perahu itu tersangkut dahan pohon dan pecah.Sampai Kamis, 26 Oktober 2023 lalu, Fransina Wogan – nama lengkap Mama Sina – mengaku belum menerima bantuan perahu motor yang baru. Dia masih menyandarkan kepada kebaikan hati warga yang mau meminjamkan armadanya.

Saat bertemu Fransina, saya juga melayangkan pertanyaan apakah dirinya sudah melaporkan kerusakan perahu motornya dan persoalan lainnya kepada pimpinan puskesmas di Kampung Nakai atau ke Distrik Sawa Erma.Namun menurutnya, tanpa dia melapor, semestinya atasannya sudah mengetahui masalah-masalah yang dialaminya.

Mulai soal perahu motor yang bocor; jatah bahan bakar minyak yang tidak cukup; kurangnya obat-obatan; keinginannya agar didirikan puskesmas di kampung itu; hingga betapa tidak gampangnya mengubah pola pikir warga di sana terkait hidup sehat.Kematian anak akibat gizi buruk di Asmat berlanjut meski KLB sudah berakhir, saya bisa minta tolong dokter, cepat datang, bantuan obat-obatan, karena dulu tidak ada komunikasi,” ungkap Mama Sina, kali ini dengan muka berseri.

Tapi seringkali dia menjalankan peran sebagai tenaga kesehatan guna mengobati orang-orang yang sakit. Markus sendiri tak memasalahkan kalau Mama Sina sesekali meninggalkan kampung menuju Agats atau Distrik Sawa Erma untuk berjualan demi memenuhi kebutuhan ekonominya - Mama Sina adalah orang tua tunggal.Bagi Markus, titik persoalannya adalah pada jumlah tenaga kesehatan yang cuma satu orang di dua kampung itu, yaitu Mama Sina.

Dia sudah mengusulkannya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Agats. Namun faktanya sampai Oktober tahun lalu, hanya Mama Sina yang berjibaku sendirian di sana. Pada APBD Kabupaten Asmat tahun 2023, bidang kesehatan diguyur dana antara delapan miliar hingga sembilan miliar rupiah. Ini jelas kurang, Steven menekankan.

Suara-suara yang meminta agar dibangun puskesmas atau polindes di dua kampung itu sudah terdengar sejak kami baru tiba di sana. Markus mengaku sudah sering menyuarakan keinginan warga agar dibangun layanan kesehatan yang mumpuni di sana. Namun itu belum terwujud.“Belum kami sampaikan. Masyarakat marah dalam hati.”

Gemanya masih terasa ketika kami tiba di sana akhir Oktober 2023 lalu, walau ada klaim sudah ada perbaikan berbagai faktor penyebab meledaknya kasus tujuh tahun silam itu. Mereka duduk bersila di bawah atap dari daun pohon sagu atau nipah di samping bangunan gereja. Terdengar percakapan dan celoteh anak-anak, tetapi tak kami pahami bahasanya.

Satu-satunya bidan di Kampung As dan Atat, Fransina Wogan – Mama Sina, begitu nama panggilannya – tak memungkiri bahwa “masih ada , tapi tidak sebanyak dulu.” Seorang ibu melindungi bayinya dari terik matahari usai meninggalkan RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Senin, 30 Oktober 2023. Dari 178 anak dengan gizi buruk itu, lanjutnya, ada 11 anak yang meninggal dunia. ”Mereka meninggal bukan karena gizi buruknya, tapi karena penyakit utama yang membuat pasien dibawah ke RSUD.”

Steven Langi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, tidak memungkiri saat ini masih ditemukan kasus gizi buruk di Asmat. “Catat nama dan difoto, kemudian ditindaklanjuti. Jadi kita memiliki bukti anak ini sudah ditemukan dan sudah kita tindaklanjuti,” jelasnya.Seorang ibu dan anaknya menerima bantuan dari petugas kesehatan di RSUD Agats , Kabupaten Asmat, setelah wilayah itu diserang wabah campak dan gizi buruk, 25 Januari 2018.

Inilah yang ditempuh Dinkes Asmat dengan program 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai 2016 lalu. Setiap sebulan, selain melakukan imunisasi, mereka memberikan makanan tambahan kepada anak-anak dan ibunya.Dua bocah sedang bermain dan bersantai di sebuah rumah sakit sementara yang menangani pasien campak dan gizi buruk di Agats, Ibu Kota kabupaten Asmat, Papua Selatan, 25 Januari 2018.

Tiba di tempat tujuan, bahan pangan itu kami titipkan kepada Pastor Pius Apriyanto Bria, perwakilan Keuskupan Agats di dua kampung itu. Sang pastor tinggal di rumah kayu sederhana tak jauh dari dermaga. Mereka menyajikannya di meja di ruangan tengah. Kami lantas makan bersama tapi tanpa sajian penganan yang berbasis sagu.

Ada banyak teori dan asumsi berbeda di baliknya. Ada yang beranggapan pangan lokal – misalnya sagu – dapat meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tertentu. Namun ini tidak berjalan karena rendahnya kemampuan produksi pangan lokal. Idealnya, sambungnya, masyarakat di pedalaman Asmat itu mau dan mampu memenuhi kebutuhan pangan yang “bervariasi”. Cara mereka mengelola pangannya juga harus tepat, tambahnya.

Adapun WVI yang fokus di sejumlah kampung di Distrik Jetsy dan Distrik Siret. Di sana, menurut area program manager WVI di Asmat, Bethsaida Sinaga, mereka menemani dan melibatkan masyarakat untuk membangun kebun gizi apung di halaman rumahnya. “Yang praktis saja, yaitu mendekatkan sumber makanan itu kepada mereka dengan membangun kebun-kebun apung itu tadi,” jelas Ibeth.Keterangan gambar,

Dari kenyataan inilah, Ibeth mengaku pihaknya pun sudah memiliki rencana berupa “penanaman pohon sagu di dekat kampung”, tetapi belum terealisasi karena berbagai alasan. Ini diperkuat hasil penelitian dan kajian di sejumlah daerah yang menunjukkan betapa pangan lokal dapat menjadi faktor penanggulangan masalah gizi.Ibu-ibu dan anak-anaknya menunggu pembagian bubur kacang hijau secara gratis oleh Keuskupan Agats, Kamis, 26 Oktober 2023. Acara ini digelar rutin di Kampung As dan Atat, Distrik Pulau Tiga, Asmat.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

BBCIndonesia /  🏆 42. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Papua: Mengapa gizi buruk masih menghantui Asmat? - Cerita dari kampung terpencil di pedalaman Papua SelatanPapua: Mengapa gizi buruk masih menghantui Asmat? - Cerita dari kampung terpencil di pedalaman Papua SelatanMasalah gizi buruk dan wabah campak di pedalaman Asmat, Papua Selatan, yang terjadi pada akhir 2017 dan awal 2018, terus menghantui hingga sekarang. Upaya menangani persoalan kesehatan ibu-anak di wilayah tersebut masih menghadapi tantangan dan kendala.
Baca lebih lajut »

Ingin Buat Storynomics Simak Yuk Kiat dari Dee LestariIngin Buat Storynomics Simak Yuk Kiat dari Dee LestariWisata Narasi storynomics menekankan pentingnya kekuatan cerita bagi industri pariwisata Kekuatan cerita menjadi daya tarik wisata
Baca lebih lajut »

NOGEI Wakili Indonesia di ASEAN-KOREA ROUND Music Festival 2024NOGEI Wakili Indonesia di ASEAN-KOREA ROUND Music Festival 2024NOGEI telah meluncurkan lagu-lagu yang mengangkat cerita mengenai Indonesia Timur, yaitu Papua.
Baca lebih lajut »

Cerita Haru Denny Cagur Beli Rumah Pertama Usai Ngontrak Sana-sini: Buat MamaCerita Haru Denny Cagur Beli Rumah Pertama Usai Ngontrak Sana-sini: Buat MamaAda sebuah kisah haru saat komedian Denny Cagur membeli rumah pertamanya. Rumah tersebut dikhususkan untuk sang Ibunda. Begini ceritanya.
Baca lebih lajut »

Cerita Meki Nawipa: 15 Tahun di Kokpit, Kini Tergerak Membangun Papua TengahCerita Meki Nawipa: 15 Tahun di Kokpit, Kini Tergerak Membangun Papua Tengah'Jadi orang Papua itu lahir langsung lihat pesawat.'
Baca lebih lajut »

Dipasangkan dengan Tokoh Islam, Golkar Usung Paulus Waterpauw sebagai Calon Gubernur PapuaDipasangkan dengan Tokoh Islam, Golkar Usung Paulus Waterpauw sebagai Calon Gubernur PapuaPartai Golkar mengusung Paulus Waterpauw berpasangan dengan Ketua PWNU Papua Toni Wanggai di Pilkada Papua 2024.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-19 20:49:27