Kemacetan di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia seperti tak ada habisnya, bahkan kian parah.
- Kemacetan seolah jadi masalah klasik di kota-kota besar seperti Jakarta. Masalah ini dikhawatirkan makin parah seiring meningkatnya kemampuan masyarakat untuk membeli kendaraan, sedangkan dukungan transportasi umum tidak begitu memadai.
"Data yang dihimpun GIZ , modal share angkutan umum di Singapura, Hong Kong dan Tokyo sudah di atas 50%. Kuala Lumpur dan Bangkok kisaran 20%- 50%. Sedangkan kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan kurang dari 20 persen. Sementara dalam 5 tahun terakhir tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia rata-rata 8% per tahun," kata Djoko, Senin ."Ranking kemacetan kota-kota di Indonesia, Jakarta menduduki ranking 10.
Di sisi lain, ada keterbatasan lahan dan biaya tinggi serta keterbatasan ruang fisik yang terlalu sempit untuk menampung jumlah kendaraan yang meningkat pesat, telah menyebabkan sering terjadi kemacetan lalu lintas. Belum lagi, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Polusi udara yang tinggi menyebabkan masalah pernapasan, iritasi mata, dan penyakit pernapasan kronis. Selain itu, polusi udara juga berkontribusi pada perubahan iklim global dunia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Xavi Nilai Barcelona Tak Pantas Kalah di El ClasicoXavi Hernandez menilai Barcelona tidak pantas kalah dari Real Madrid. Xavi menyayangkan kurang efektifnya Barcelona di depan gawang.
Baca lebih lajut »
AS soal Perang Israel vs Hamas: Warga Sipil Palestina Tak Pantas MatiAmerika Serikat menyayangkan jumlah korban tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza Palestina terus meningkat.
Baca lebih lajut »
Beda Orang Beda Perlakuan, Marc Marquez Merasa Lebih Baik Dibanding Valentino Rossi Saat Tinggalkan HondaMarc Marquez menganggap dirinya pantas mendapatkan perlakukan yang baik dari Honda dibanding Valentino Rossi dulu
Baca lebih lajut »
Pengamat Pertahanan: Kita Tidak Boleh Punya Pemimpin Seperti ItuJPNN.com : Connie menilai orang yang sering kali berbicara berbeda tak pantas menjadi pemimpin.
Baca lebih lajut »