Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia dinilai tak bertentangan, bahkan selaras dengan syariat Islam. KH Afifuddin Muhajir menyampaikan hal itu saat penganugerahan doktor kehormatan oleh UIN Walisongo Semarang.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, KH Afifuddin Muhajir menyampaikan orasi ilmiah ”NKRI dalam Timbangan Syariat” pada penganugerahannya sebagai doktor kehormatan bidang fiqih/ushul fiqh oleh Universitas Islam Negeri Walisongo, Kota Semarang , Jawa Tengah , Rabu . Dalam orasinya, ia antara lain menyampaikan bahwa Pancasila selaras dengan syariat Islam .
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, KH Afifuddin Muhajir mengatakan hal tersebut saat penganugerahan dirinya sebagai doktor kehormatan bidang fiqih/ushul fiqh oleh Universitas Islam Negeri Walisongo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu . Dalam orasinya, ia antara lain menyampaikan bahwa Pancasila selaras dengan syariat Islam.
Sesungguhnya sila pertama Pancasila itu adalah ungkapan tauhid, yakni iman kepada Allah yang Esa lagi Maha Unik, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Muktamar Nahdlatul Ulama ke-27 di Situbondo. Adapun Persatuan Indonesia, sejatinya keyakinan bahwa bangsa Indonesia merupakan satu bangsa yang disatukan oleh bahasa, budaya sejarah, letak geografis, dan kepentingan yang sama. ”Tak ada satu pun dari pemahaman ini yang bertentangan dengan syariat maupunSementara itu, esensi demokrasi yang termaktub dalam sila keempat, yakni kedaulatan berada di tangan rakyat. Artinya, rakyat ialah pemilik kehendak dan kewenangan. Namun, kedaulatan rakyat tak lantas menegasikan kedaulatan Allah.
Semarang Islam Ulama Regional Jateng Doktor Kehormatan Berita Uin Walisongo Hukum Islam Aktual Fiqih UIN Semarang KH Afifuddin Muhajir Ilmu Fiqih Pancasila Dan Syariat Islam
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gus Baha: Kebahagiaan dalam Islam Bukan Bergantung pada MateriCeramah Gus Baha menekankan bahwa Islam mengajarkan kebahagiaan sejati tidak selalu bergantung pada materi. Gus Baha memberikan contoh tentang konsep makan enak dalam Islam, di mana rasa lapar dapat membuat makanan sederhana terasa nikmat.
Baca lebih lajut »
Gus Miftah Bukan Ta’im dan Bukan Anak Pekerja SerabutanUnggahan yang menyatakan Gus Miftah bernama asli Ta’im dan bukan anak kiai merupakan konten menyesatkan. Gus Miftah memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman dan merupakan anak dari keluarga keturunan Kiai Muhammad Ageng Besari.
Baca lebih lajut »
Kemenag Bahas Sinergi 4 Program Keagamaan bersama NU dan Muhammadiyah; Satu di Antaranya Penetapan Awal Bulan HijriahSinergi Ditjen Bimas Islam dengan Ormas Islam dalam Menguatkan Program Keagamaan.
Baca lebih lajut »
Bubuk Merah dan Pink di California Selatan: Zat Penghalang Api yang KontroversialFoto-foto pesawat menjatuhkan bubuk merah dan pink di California Selatan untuk memadamkan kebakaran hutan menjadi viral. Para ahli menjelaskan bagaimana zat ini bekerja, tetapi juga menggarisbawahi kontroversi di sekitarnya.
Baca lebih lajut »
Kebiasaan Belanja Impulsif dan Pendapatan yang Tidak Cukup Jadi Penghalang MenabungTemuan LSI Denny JA menunjukkan 7 program Prabowo mendapat sentimen positif sebelum 100 hari pemerintahan. Survei GoodStats juga mengungkapkan bahwa 69,9% responden di Indonesia tidak memiliki tabungan, sementara 30,1% yang memilikinya.
Baca lebih lajut »
Penghalang Masuk SurgaArtikel ini membahas tentang beberapa penghalang yang dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga, khususnya mengenai kesombongan atau al-kibr.
Baca lebih lajut »