Sejauh ini, RUU Cipta Kerja masih terus menuai pro dan kontra.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum Perdata Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Agus Prihartono menganggap penerapan sistem Omnibus Law RUU Cipta Kerja dalam menyelesaikan permasalahan tumpang tindih regulasi dan sulitnya investasi masuk jauh lebih efisien dari segi biaya dan waktu. "Metode Omnibus Law ini sudah tepat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan tumpang tindih aturan dan sulitnya investasi masuk ke Indonesia.
Masih menurut Agus, efisiensi waktu juga sangat diakomodir melalui penerapan sistem Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Itu mengingat masih cukup banyak kekurangan dari Undang-Undang terkait kemudahan berusaha di Indonesia saat ini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menteri Edhy sebut dana LPMUKP masih tersisa Rp900 miliarMenteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyebutkan bahwa bentuk dukungan pendanaan KKP antara lain melalui bantuan kredit dari Badan Layanan Umum (BLU) ...
Baca lebih lajut »
Iran bredel koran setelah pakar ragukan angka resmi korban coronaIran membredel satu koran setelah surat kabar itu mengutip mantan anggota satgas COVID19 yang menyatakan jumlah korban di negara itu mencapai 20 kali lebih tinggi dari angka yang dikeluarkan pemerintah.
Baca lebih lajut »
Pakar: Aturan soal Proses Hukum Jaksa Mesti Seizin Jaksa Agung Harus Ditarik'Kalau setiap institusi menerbitkan aturan semacam itu, maka wartawan dan dosen pun mungkin perlu perlindungan dari kriminalisasi,' ujar Agustinus.\n\n
Baca lebih lajut »
Pakar: Tidak Ada Formula Lain Kecuali PSBB - Metro - koran.tempo.coPakar mengatakan tak ada formula lain untuk mengurangi penularan Covid-19, kecuali kembali melakukan PSBB secara ketat. KoranTempo
Baca lebih lajut »
Pakar Ekonomi: Amerika Tengah Menuju Resesi Lebih Besar LagiEkonom Paul Krugman memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) tampaknya sedang menuju resesi yang lebih besar resesiekonomi
Baca lebih lajut »
Pakar Nilai Klaim Putin soal Vaksin Corona 'Sembrono dan Tidak Etis'Presiden Rusia dikritik oleh beberapa pakar atas klaimnya soal vaksin virus corona yang dinilai 'sembrono, bodoh dan tidak etis'.
Baca lebih lajut »